Jumlah korban tewas akibat bentrok di Irak bertambah menjadi 20 orang. Sebelumnya, media melaporkan 15 pengunjuk rasa tewas dalam aksi protes setelah seorang ulama Syiah, Muqtada al-Sadr yang mengundurkan diri dari politik Irak pada Senin (29/8), mendorong ratusan pengikutnya yang marah menyerbu istana pemerintah dan memicu bentrokan dengan pasukan keamanan.

Kantor berita AP melaporkan para pengunjuk rasa yang setia kepada ulama Muqtada al-Sadr nekat merobohkan penghalang dan menerobos gerbang istana.

Militer Irak lantas mengumumkan jam malam nasional, dan perdana menteri sementara menangguhkan sesi Kabinet sebagai tanggapan atas kekerasan tersebut.

Pejabat medis mengatakan puluhan pengunjuk rasa terluka oleh tembakan dan gas air mata dan pertengkaran fisik dengan polisi anti huru hara.

Saat malam tiba, Saraya Salam, milisi yang bersekutu dengan al-Sadr bentrok dengan kelompok keamanan. Sebuah pasukan dari divisi pasukan khusus dan Divisi 9 Angkatan Darat Irak juga bergabung untuk menahan para militan ketika bentrokan berlanjut selama berjam-jam di dalam Zona Hijau, tempat kantor pemerintahan dan perwakilan negara di negeri itu.

Setidaknya satu tentara dari divisi pasukan khusus, yang bertanggung jawab atas keamanan di Zona Hijau dilaporkan tewas. Sekitar 350 pengunjuk rasa terluka akibat terkena peluru maupun karena menghirup gas air mata.

Pemerintah Irak menemui jalan buntu sejak partai al-Sadr memenangkan 73 kursi dalam pemilihan parlemen Oktober tetapi bukan mayoritas. Sejak saat itu, kebuntuan politik telah meninggalkan negara itu tanpa pemerintahan baru. Ketidaksepakatan antara faksi-faksi mengenai pembentukan koalisi membuat kosong perdana menteri atau presiden.

Sadr sendiri berhenti setelah kebuntuan politik yang membuat Irak terjerumus dalam kekacauan tanpa pemerintahan baru.

"Saya telah memutuskan untuk tidak ikut campur dalam urusan politik. Oleh karena itu saya mengumumkan sekarang pensiun definitif saya," kata Sadr, dikutip dari AFP.

Protes juga pecah di provinsi selatan mayoritas Syiah, dengan pendukung al-Sadr membakar ban dan memblokir jalan di provinsi kaya minyak Basra dan ratusan berdemonstrasi di luar gedung gubernur di Missan.

Baca Juga: