Pandemi Covid-19 belum usai di dunia, kini Eropa hingga Tiongkok harus menghadapi bencana baru. Adapun bencana tersebut yakni gelombang panas yang kembali menerjang beberapa negara.

Dilansir dari Reuters, gelombang panas tersebut membuat suhu melambung di atas 45 derajat Celcius atau setara 113 derajat Fahrenheit di beberapa kawasan Eropa. Tak hanya itu, gelombang panas juga mengakibatkan kebakaran di beberapa titik.

Ribuan petugas pemadam kebakaran pada Rabu (13/7) berjuang mengatasi lebih dari 20 kobaran api yang melanda di Portugal dan Spanyol barat, mengancam desa-desa dan mengganggu liburan wisatawan di tengah gelombang panas.

Di Prancis, ratusan petugas pemadam kebakaran, didukung dengan enam pesawat pengebom air, berusaha memadamkan dua kebakaran hutan di barat daya, yang memaksa evakuasi ribuan wisatawan yang sedang berkemah, kata pemimpin wilayah Gironde, Fabienne Buccio.

Sementara di Santiago de Guarda di distrik Leiria, Portugis tengah, Albertina Francisco harus berjuang untuk menahan air mata ketika awan asap hitam mengepul di atas desa kecil itu.

Di Leiria, wilayah tempat lebih dari 3.000 hektar telah terbakar, pihak berwenang memblokir jalan raya utama dan jalan-jalan kecil karena angin kencang mempersulit petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api.

Jalan raya terpenting di Portugal, yang menghubungkan Ibu Kota Lisbon ke Porto, juga diblokir karena kebakaran lain yang menjalar sampai jauh ke utara.

Hampir 900 petugas pemadam kebakaran harus bekerja keras mengatasi tiga kebakaran yang terjadi hanya di Leiria, sementara di seluruh daratan Portugal hanya terdapat 2.841 petugas pemadam kebakaran di darat dan 860 kendaraan.

Di wilayah Algarve di Portugal selatan yang populer di kalangan turis, kebakaran terjadi di Kota Faro dan menjalar ke resor mewah Quinta do Lago. Video yang beredar secara daring menunjukkan api merayap di dekat vila, membakar pohon palem dan sebagian lapangan golf.

Sekitar setengah dari Portugal, yang dilanda kekeringan, harus tetap waspada menghadapi kondisi panas ekstrem pada Kamis (14/7), dengan suhu tertinggi diperkirakan terjadi di distrik Santarem dan Castelo Branco, kata lembaga cuaca IPMA.

Suhu tertinggi pada Rabu tercatat di pusat kota Lousa, yaitu 46,3 derajat Celsius (115 Fahrenheit), hanya satu derajat di bawah rekor pada 2003.

Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan pada Selasa (12/7) bahwa gelombang panas sedang menyebar dan meningkat di sebagian besar Eropa.

Akibat perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia yang memicu kekeringan, jumlah kebakaran hutan ekstrem diperkirakan akan meningkat 30 persen dalam 28 tahun ke depan, menurut laporan PBB Februari 2022.

Sementara itu, gelombang panas juga terjadi di Tiongkok. Otoritas Negeri Tirai Bambu juga memberikan peringatan bahaya merah gelonmbang panas di 84 kota negara itu.

"Peringatan merah berarti suhu diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dalam 24 jam mendatang," kata Badan Meteorologi Nasional Tiongkok, dikutip dari CNN International.

Dilansir dari Global Times, gelombang panas diprediksi akan terjadi di Tiongkok Selatan untuk waktu yang lebih lama. Bahkan, sebuah rumah sakit di Provinsi Sichuan Tiongkok Barat Daya melaporkan satu kematian dan 24 pasien dirawat akibat gelombang panas.

Pakar meteorologi mengungkapkan gelombang panas terjadi akibat memburuknya pemanasan global. Mereka memperkirakan bahwa cuaca panas akan terus terjadi di Tiongkok setidaknya selama dua minggu mendatang.

Baca Juga: