Dua pekerja kedutaan Rusia turut menjadi korban tewas dalam ledakan di luar misi diplomatik negara itu di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Senin (5/9).

tampaknya menargetkan penduduk setempat yang mengantri untuk mendapatkan visa, menurut media setempat.

Outlet berita Al Jazeera melaporkan jumlah korban tewas mencapai 25, dengan banyak lagi yang terluka.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan seorang pembom bunuh diri meledakkan rompinya di sudut gerbang utama kedutaan Rusia.

Mengutip seorang sumber, kantor berita RIA-Novosti menuturkan ledakan terjadi ketika seorang pegawai kedutaan pergi ke luar untuk menemui orang-orang yang menunggu di antrean untuk mendapatkan visa.

Sementara Reuters melaporkan bahwa pelaku bom bunuh diri sempat mendapatkan rentetan tembakan yang dilepaskan oleh para petugas keamanan.

Mengutip Russia Today, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan keamanan telah diperketat di misi di Kabul, dengan tambahan pasukan intelijen dan kontra intelijen Afghanistan dikerahkan.

"Mari berharap penyelenggara dan pelaku serangan teroris ini mendapat hukuman yang setimpal dan pantas," tambah Lavrov.

Sebagai informasi, Rusia adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki kedutaan besar di Kabul sejak Taliban berkuasa di Afghanistan setahun lalu.

Meskipun tidak secara resmi mengakui pemerintah Taliban, Moskow telah melakukan pembicaraan dengan kelompok itu mengenai kesepakatan untuk memasok bensin dan komoditas lainnya ke negara itu, yang telah ditampar dengan sanksi internasional yang keras.

Baca Juga: