Setelah delapan tahun menjalani misi yang sukses, Pesawat Observatorium Stratosfer untuk Astronomi Inframerah (SOFIA) NASA menyelesaikan program sainsnya dan mengakhiri operasinya pada 29 September 2022 silam.

"Misi SOFIA memiliki potensi yang kuat untuk menginspirasi, mulai dari penemuannya tentang hal yang tidak diketahui di alam semesta kita, hingga pencapaian teknik yang membuka jalan baru, hingga kerja sama internasional yang memungkinkan semuanya," kata Paul Hertz, penasihat senior untuk Direktorat Misi Sains di Markas Besar NASA di Washington.

SOFIA merupakan pesawat jet Boeing 747SP yang dimodifikasi untuk membawa teleskop pemantul atau reflector. Inovasi itu membuat pintu besar di badan pesawat tetap terbuka saat pesawat terbang, dan memungkinkan teleskop mengamati cahaya inframerah dari Bulan, planet, bintang, dan bahkan galaksi terdekat.

SOFIA mencapai kemampuan operasional penuh pada tahun 2014 dan menyelesaikan penerbangan sains terakhirnya pada 29 September 2022.

Kemampuannya untuk terbang ke stratosfer pada ketinggian 38 ribu sampai 45 ribu kaki, menempatkan SOFIA di atas 99 persen atmosfer penghalang inframerah Bumi. Kemampuan ini memungkinkan para astronom mempelajari tata surya dan sekitarnya dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan teleskop berbasis darat.

SOFIA dirancang untuk mengamati alam semesta inframerah. Pasalnya, banyak objek di luar angkasa memancarkan hampir semua energinya pada panjang gelombang inframerah dan seringkali tidak terlihat saat diamati dengan cahaya tampak.

Mobilitas observatorium juga memungkinkan para peneliti untuk mengamati suatu objek hampir dari mana saja di dunia. SOFIA juga mendukung studi peristiwa sementara yang sering terjadi di lautan di mana tidak ada teleskop.

Tidak seperti teleskop berbasis luar angkasa, SOFIA mendarat setelah setiap penerbangan. Rutinitas ini memungkinkan instrumen SOFIA dapat ditukar, diperbaiki, atau ditingkatkan untuk memanfaatkan teknologi baru.

Karena instrumen baru ini dapat diuji dan disesuaikan, SOFIA dapat menjelajahi perbatasan baru di tata surya dan sekitarnya serta berfungsi sebagai tempat uji coba untuk teknologi yang suatu hari nanti dapat terbang di luar angkasa.

Kini, SOFIA akan ditempatkan di Pima Air & Space Museum di Tucson, Arizona, Amerika Serikat (AS).

Pima, salah satu museum kedirgantaraan terbesar di dunia, sedang mengembangkan rencana kapan dan bagaimana pesawat SOFIA nantinya akan dipajang untuk umum. Diketahui, Pima memiliki enam hanggar, 80 hektar lapangan pameran luar ruangan, dan lebih dari 425 pesawat dari seluruh dunia.

Museum itu juga dilengkapi dengan fasilitas restorasi sendiri. Di sana, SOFIA pesawat yang akan dipersiapkan untuk diabadikan di museum setelah kedatangannya.

Baca Juga: