Beberapa negara sangat mengkhawatirkan konflik yang berkecamuk di Ukraina dapat berubah menjadi perang nuklir antara Rusia dan Amerika.

Hal tersebut terpantik dari Rusia yang telah memberi sinyal akan menembakan senjata nuklirnya jika mereka terancam oleh Amerika Serikat dan negara-negara yang tergabung dalam NATO.

Mengutip dari BBC, Rabu (23/3), setelah Rusia menginvasi Ukraina dengan cukup masif, Presiden Vladimir Putin menyiapkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi.

Pernyataan Putin membuat respon kekhawatiran bahwa Moskow dapat mempergunakan senjata nuklir taktis.

Jika perang tersebut terjadi merupakan menjadi perang yang mengerikan.

Lantas apa yang dimaksud dengan senjata nuklir taktis?

Senjata nuklir taktis merupakan senjata yang dapat dipakai dalam jarak yang relatif pendek.

Penjelasan tersebut membedakan dari senjata nuklir "strategis" dalam perang dingin.

Kemudian, senjata nuklir taktis tersebut merupakan bom yang bisa diluncurkan oleh AS dan Rusia dari jarak jauh di tanah air masing-masing.

Keterangan data intelijen, dalam perkiraan Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis.

Hal tersebut dapat ditempatkan pada berbagai jenis rudal yang biasanya digunakan untuk mengirimkan bahan peledak konvensional.

Lalu, senjata nuklir taktis bahkan dapat ditembakkan sebagai peluru artileri pada medan perang.

Senjata tersebut juga telah dikembangkan untuk pesawat dan kapal misalnya torpedo untuk menargetkan kapal selam.

Senjata nuklir taktis sangat bervariasi dalam ukuran dan kekuatan untuk yang terkecil bisa satu kiloton atau kurang (setara dengan seribu ton bahan peledak TNT), yang lebih besar mungkin sebesar 100 kiloton.

Dampaknya akan tergantung pada ukuran hulu ledak, seberapa jauh di atas tanah meledak dan lingkungan setempat.

Dalam perbandingannya, bom yang menewaskan sekitar 146.000 orang di Hiroshima, Jepang, selama Perang Dunia II, adalah 15 kiloton.

Daya hulu ledak pada senjata strategis terbesar Rusia diperkirakan memiliki daya ledak 800 kiloton.

Sampai saat ini Rusia juga memiliki dua peluncur rudal yang bisa diluncurkan dari kapal selam maupun darat.

Selanjutnya, senjata nuklir taktis Rusia bisa saja dipasangkan pada Kalibr misil atau SS-N-30 yang dapat diluncurkan dari kapal selam dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer.

Perlu diketahui untuk jangka menengah, senjata taktis Rusia bisa diluncurkan menggunakan peluncur misil Iskander atau SS-26 Stone dengan jarak tembak mencapai 500 kilometer.

Baca Juga: