Pangeran biasanya ada di keraton-keraton atau kerajaan-kerajaan. Namun kini ada juga pangeran tidak di tempat-tempat tersebut. Dialah pangeran dari Ambarawa, Jawa Tengah. Siapakah dia? Mari kita mengenal sosok yang satu ini.
Pangeran yang satu ini bukanlah seorang bangsawan. Bahkan dia bukan manusia. Dia adalah buah alpukat dengan ukuran boleh dibilang 'raksasa' untuk jenisnya.
Sebelum ini, sudah ada alpukat besar dengan sebutan aligator. Lalu sebesar apa alpukat pangeran ini? "Rata-rata satu buah, beratnya satu kilogram. Bahkan banyak yang lebih dari satu kilogram beratnya," ujar petani alpukat yang ditemui di kios depan Goa Maria Ambarawa, Sutrimo.
Suami Tini ini menceritakan, asal mula nama pangeran untuk alpukat asli Pluwang, Ambarawa ini. Menurutnya, suatu ketika ada pameran, tetapi dia lupa di mana pameran itu, yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Melihat demikian besarnya alpukat Pluwang yang dipamerkan, Presiden Joko Widodo memberi nama pangeran. "Jadi, dari Presidenlah nama pangeran untuk alpukat ini," katanya sambil menunjuk dagangannya.
Menurut Sutrimo, harga perkilo 40.000 rupiah. Rata-rata isinya satu. Ini hasil stek. Dari pengalaman Koran Jakarta, memang rasanya legit dan dagingnya tebal sekali karena bijinya sangat kecil. Sutrimo mengatakan, buah matang dalam dua hari. Tetapi pengalaman Koran Jakarta harus menunggu sampai enam hari. Mungkin karena baru dipetik dari pohon. Koran Jakarta diberi dua buah alpukat setelah membeli dua bibit dengan cukup harga mahal.
Yang unik, Sutrimo menanam satu pohon tetapi berbuah dua jenis alpukat: pangeran dan kendil. Jenis alpukat kendil bentuknya bulat besar. Jadi, satu pohon buahnya ada yang memanjang (pangeran) dan bulat (kendil). wid/G-1