YOGYKARTA - Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA), yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai bandara terbaik di Indonesia, makin hari terus bertambah fasilitasnya.

Yang terbaru, Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi dalam keterangan tertulis perusahaan, Rabu (28/7) mengatakan sudah disepakati oleh semua stakeholder terkait Bandara YIA akan terkoneksi dengan jalan tol Solo-Yogyakarta.

Selain itu, pada 17 Agustus 2021, di YIA juga akan dioperasikan kereta api (KA) Bandara YIA yang akan menghubungkan YIA di Kulon Progo dengan Stasiun Tugu Yogyakarta, di mana KA Bandara YIA akan semakin melengkapi pilihan moda transportasi lanjutan yang kini telah ada di YIA, seperti shuttle bus, taksi bandara (taksi reguler dan taksi daring), bus DAMRI, kereta api dari stasiun terdekat (Stasiun Tugu), dan lainnya.

Dalam keterangannya, Angkasa Pura menjelaskan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, YIA dilengkapi 96 konter check-in, 12 konter imigrasi di area keberangkatan, 8 konter imigrasi di area kedatangan, 74 eskalator, 41 lift, 38 travelator, 60 toilet, 13 nursery room, 45 mushola, 2 kids zone, 4 unit x-ray cabin di screening check point (SCP) 1, 16 unit x-ray cabin dan 16 unit walk through metal detector (WTMD) di terminal domestik, 7 unit x-ray cabin dan 7 unit WTMD di terminal internasional screening sheck point (SCP) 2, baggage handling system, dan hold baggage screening (HBS) level 4.

Tersedia pula gedung parkir yang dapat menampung hingga 4.900 kendaraan roda dua, 1.230 kendaraan roda empat, dan lahan parkir nongedung yang dapat menampung 61 bus dan 402 kendaraan roda empat.

Untuk fasilitas sisi udara YIA memiliki kapasitas 17 parking stand yang dapat menampung lima pesawat wide body dan 12 pesawat narrow body atau 22 parking stand untuk pesawat narrow body serta dilengkapi dengan 10 aviobridge dan terminal kargo dengan kapasitas 500 ton/hari. Runway bandara ini memiliki dimensi 3.250 m x 45 m dengan nilai PCN 93 F/C/X/T hingga dapat melayani pesawat terberat seperti Boeing B-777 dan pesawat terbesar seperti Airbus A380.

YIA telah dilengkapi sistem terpadu peringatan dini potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem. Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini menjadikan YIA sebagai bandara pertama yang memiliki mitigasi gempa dan tsunami.

"Sistem terpadu peringatan dini ini sekaligus melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana yang telah kami rancang sejak tahap perencanaan. Desain dan struktur seluruh bangunan di area YIA telah siap untuk dijadikan tempat evakuasi sementara (TES) ketika terjadi gempa & tsunami," kata Faik Fahmi.

Sejak tahap perencanaan, YIA memang telah memperhitungkan potensi risiko gempa dan tsunami sehingga YIA didesain untuk dapat memitigasi gempa hingga 8,8 magnitudo dan tinggi gelombang tsunami hingga 8-12,8 meter dari mean sea level.

Sistem peringatan atau deteksi dini gempa dan tsunami di YIA dibangun berdasarkan perhitungan dan analisis matematis-fisik terhadap posisi dan kekuatan gempa bumi yang termonitor dari Kantor Pusat BMKG Kemayoran, Jakarta. Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini terdiri dari sistem monitoring atau observasi, sistem processing, sistem diseminasi, dan respons.

YIA dirancang dengan arsitektur bergaya modern, namun secara eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta, baik itu melalui instalasi karya seni / Artwork yang melibatkan berbagai seniman lokal Yogyakarta, serta beragam area yang telah didesain secara khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulon Progo dan sekitarnya.

"Kami juga telah menyiapkan area tenant untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal, yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Ini merupakan komitmen kami untuk terus membangkitkan produk UMKM agar mampu bersaing dengan produk-produk internasional khususnya di YIA," jelas Faik Fahmi.

Baca Juga: