Berbicara kepada Newsmax pada hari Senin (20/6), mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa Presiden AS saat ini, Joe Biden, telah menghancurkan ekonomi nasional dan menyeret negara adidaya itu ke "perang dunia" setelah keterlibatannya dengan Ukraina.

"Negara kita dalam banyak masalah, negara kita tidak pernah seperti ini," kata Trump.

Trump bahkan dengan yakin menyatakan kalau "perang Ukraina tidak akan pernah terjadi" apabila dirinya masih menjabat sebagai presiden AS.

Namun, Trump tidak merinci bagaimana langkah yang akan dia ambil untuk mencegah konflik yang melibatkan dua negara bekas Uni Soviet itu. Dirinya hanya bersikeras bahwa Amerika "dihormati" di bawah pemerintahannya, seraya mengklaim dia juga akan "memiliki kesepakatan" dengan Iran atas ambisi nuklirnya yang terhenti seperti saat ini.

"Kita berada dalam bahaya serius dengan apa yang terjadi di Ukraina dan dengan Rusia. Anda bisa berakhir dengan perang dunia dengan cara mereka menanganinya. Sungguh gila apa yang mereka lakukan. Ini gila," ujarnya.

Dikutip Russia Today, posisi Trump terhadap Ukraina telah bergeser sejak Rusia meluncurkan operasi militernya di sana pada akhir Februari. Sejak saat itu, Trump mengkritik langkah Biden karena mengirim bantuan militer senilai puluhan miliar ke Ukraina dengan menyatakan bahwa memicu konflik akan "mengarah ke Perang Dunia III."

Trump sendiri telah mengalokasikan ratusan juta dolar untuk Ukraina selama masa jabatannya. Namun, alokasi itu dilaporkan tercapai setelah dirinya diyakinkan oleh para pembantunya dan khawatir tentang kemampuan Ukraina untuk "membayar kami kembali."

Trump juga dimakzulkan pada tahun 2020 karena menahan sementara bantuan militer sebesar 391 juta dolar AS ketika dirinya mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberantas korupsi di Ukraina, termasuk dugaan transaksi bisnis keluarga Biden yang korup di Ukraina.

Wawancara Trump dengan Bolling sebagian besar berfokus pada keadaan ekonomi AS yang mengerikan, didera oleh tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun dan rekor harga gas.

Mantan presiden AS itu juga menyalahkan Biden atas kenaikan biaya bahan bakar, setelah Presiden AS memberlakukan kebijakan keras terhadap produksi energi domestik dan fokus pada energi hijau.

"Kami memiliki emas cair tepat di bawah kaki kami dan kami mengambilnya tidak seperti sebelumnya, dan sekarang kami memohon negara lain untuk memberikannya kepada kami," kata Trump, merujuk pada keputusan Biden untuk melarang pengeboran di tanah federal.

"Tapi mereka menjadi (energi) hijau, dan (energi) hijau tidak cukup kuat," tambah Trump seperti dikutip Russia Today.

Ketika ditanya mengenai kabar yang beredar luas jika dirinya akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada tahun 2024, Trump mengatakan dirinya "tidak tahu apa-apa" yang akan menghentikannya untuk bersaing.

"Saya mencintai negara kita, saya akan melakukan apa yang benar untuk negara kita," pungkasnya.

Baca Juga: