Kepala polisi Ukraina mengatakan pihak berwenang telah membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan lebih dari 12.000 orang selama invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari tahun ini.

Para pekerja dengan jas hazmat putih dan memakai topeng menggunakan sekop untuk menggali mayat dari situs pemakaman lain di dekat Bucha, di pinggiran Kyiv. The Israel Times, menyebut mayat-mayat itu, ditutupi kain dan kotoran, menarik lalat dan diseret dengan tali.

"Tembakan di lutut memberi tahu kami bahwa orang-orang disiksa," kata Andriy Nebytov, kepala polisi regional Kyiv.

"Tangan diikat ke belakang dengan selotip mengatakan bahwa orang telah disandera untuk waktu yang lama dan (pasukan musuh) mencoba untuk mendapatkan informasi dari mereka," tambahnya.

Pihak berwenang mengatakan mereka telah menemukan mayat 1.316, sejak penarikan pasukan Rusia dari wilayah itu pada akhir Maret lalu.

Wartawan setempat pada hari Senin (13/4) melihat kuburan massal tepat di belakang parit yang digali untuk kendaraan militer. Mayat tujuh warga sipil diangkat dari kuburan massal. Nebytov menuturkan, dua di antaranya ditemukan dalam keadaan tangan terikat dan luka tembak di lutut serta kepala.

Pada hari yang sama, Kepala Polisi Nasional Igor Klimenko mengatakan kepada kantor berita Interfax-Ukraina, bahwa penyelidikan kriminal atas kematian lebih dari 12.000 warga Ukraina termasuk beberapa yang ditemukan di kuburan massal.

Sementara pada hari sebelumnya, Minggu (12/6), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Komite Yahudi Amerika, bahwa Informasi lengkap tentang jumlah mayat di kuburan massal atau di tempat lain tidak diketahui. Dia juga menuturkan insiden pembunuhan dua anak yang meninggal bersama orang tua mereka di ruang bawah tanah sebuah gedung apartemen di Mariupol dalam pemboman Rusia.

Baca Juga: