Perusahaan energi Israel, Enlight Energy dan NewMed Energy, yang sebelumnya Delek Drilling, pada minggu ini mengumumkan rencana untuk bersama-sama membangun dan mengelola proyek energi terbarukan di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

Dalam rilisnya, perusahaan mengatakan kemitraan mereka akan bertujuan untuk memperluas pasar energi terbarukan di Maroko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, serta raksasa minyak Arab Saudi dan Oman. Tak hanya itu, Israel juga menggandeng Mesir dan Yordania, yang memiliki perjanjian perdamaian dan perjanjian ekspor gas alam dengan Teheran. Pada bulan Juni, Israel menandatangani kesepakatan baru dengan Kairo dan Uni Eropa untuk mengekspor gas alam ke blok itu melalui Mesir.

Mengutip The Times of Israel, Enlight dan NewMed mengatakan mereka berencana untuk mengerjakan proyek-proyek yang berkaitan dengan energi surya, energi angin, dan proyek penyimpanan energi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk mengeksplorasi peluang baru di wilayah tersebut.

Enlight sendiri akan mengkhususkan diri dalam mengembangkan dan membiayai proyek energi terbarukan seperti fasilitas tenaga surya dan angin yang menghasilkan energi hijau di seluruh dunia, dengan proyek yang sedang berlangsung di Israel, AS, Swedia, Spanyol, Serbia, Hongaria, dan Kroasia. Sementara Delek Drilling, bersama berbagai mitra, memimpin penemuan dan pengembangan ladang gas alam Leviathan, Tamar, Karish, dan Tanin Israel di lepas pantai Mediterania.

Pada bulan Februari, Delek Drilling berganti nama menjadi NewMed Energy, mengumumkan perluasan Leviathan, langkah untuk mengeksplorasi pasar baru, dan masuknya ke bidang energi alternatif dan energi terbarukan. Dikutip dari The Times of Israel, NewMed mengatakan pada saat itu bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan Maroko untuk mengamankan lisensi eksplorasi di kerajaan Afrika Utara.

CEO NewMed Energy dalam sebuah rilis mengatakan dia senang dengan kesepakatan perusahaan baru dengan Enlight. "Sama seperti kami telah membawa revolusi gas ke negara-negara di kawasan itu, jadi kami akan berusaha untuk membawa revolusi energi terbarukan," bunyi pernyataan NewMed Energy.

CEO Enlight, Gilad Yavetz mengatakan peristiwa regional dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan munculnya peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dimulai dengan gas alam dan yang akan meluas ke sektor energi terbarukan. "Kemitraan kami memiliki potensi unik untuk memberikan operasi energi terbarukan skala besar di seluruh wilayah," kata Yavetz dalam pengumuman perusahaan.

Israel sendiri telah menyiapkan dana kekayaan negara setelah penemuan gas alam pada akhir 2000-an untuk menginvestasikan 'rejeki nomplok' yang diharapkan. Operasi gas alam Israel telah menempatkan negara itu pada jalur menuju kemandirian energi dan telah melindunginya dari krisis energi terburuk yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina tahun ini.

Di mana sebagian besar negara berusaha meningkatkan pembangkit energi dari sumber terbarukan di tengah meningkatnya krisis iklim yang memanaskan planet ini dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Israel justru menargetkan untuk menghasilkan 40 persen listriknya dari sumber terbarukan, terutama energi matahari, pada tahun 2030. Kesepakatan iklim baru yang kontroversial yang diterima pada bulan November oleh hampir 200 negara menyerukan diakhirinya sebagian pembangkit listrik batu bara dan subsidi bahan bakar fosil.

Baca Juga: