Pemimpin badan intelijen pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA menyebut Sri Lanka telah bertindak bodoh dalam menyikapi Tiongkok yang berujung pada kekacauan ekonomi dalam negeri.

Dikutip dari kantor berita AFP, Kepala CIA Bill Burns menyatakan Sri Lanka terjerat utang investasi Tiongkok yang membuat ekonomi Sri Lanka semakin terpuruk hingga akhirnya dinyatakan bangkrut.

"Tiongkok punya banyak beban untuk dibuang dan mereka dapat membuat situasi menjadi sangat menarik untuk investasi mereka," kata Burns di Aspen Security Forum, pada Rabu (20/7) waktu setempat.

Burns juga menyebut utang Sri Lanka kepada Tiongkok telah menjadi beban utama perekonomian negara yang terletak di Asia Selatan itu. Sri Lanka juga dinilai Burns telah membuat pertaruhan yang sangat bodoh soal masa depan ekonomi mereka dengan berhutang ke negeri Tirai Bambu.

AFP sendiri menuturkan Tiongkok telah berinvestasi banyak di Sri Lanka. Sementara utang investasi Sri Lanka dari Tiongkok diketahui berbentuk proyek investasi.

Dikutip dari AFP, Tiongkok diketahui telah bekerja sama secara erat dengan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Gotabaya sendiri telah menyatakan mundur dari jabatanya dan kabur usai mendapatkan banyak demo dari masyarakat.

Pada 2017, Sri Lanka tidak bisa membayar utang 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp21,7 Triliun dalam hal proyek konstruksi pelabuhan di bagian selatan negara itu. Akibatnya, Sri Lanka harus menyewakan fasilitas itu ke Tiongkok, tapi sewa selama 99 tahun.

Selain itu, proyek pinjaman Tiongkok senilai 200 juta dolar AS atau setara Rp3 Triliun yang berlokasi dekat dengan Bandara Rajapaksa.

Burns menyebut hal ini terbukti dengan kondisi Sri Lanka yang menderita bencana ekonomi serta krisis politik. Ia lantas mengimbau negara-negara lain untuk mengambil pembelajaran dari kasus Sri Lanka, khususnya bagi negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan.

"Saya pikir itu harus menjadi bahan pembelajaran untuk pemain-pemain lain-tidak cuma di Timur Tengah atau Asia Selatan, tapi juga di seluruh dunia-yakni soal mencermati kesepakatan seperti ini," kata Bill Burns.

Selain utang Tiongkok, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken turut menyalahkan blokade Rusia terhadap gandum Ukraina sebagai faktor bangkrutnya Sri Lanka.

Baca Juga: