JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengungkapkan permukan tanah di Jakarta terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Salah satu faktor penyebabnya adalah penyerapan air tanah oleh rumah tangga di DKI Jakarta.

Menteri Basuki mengatakan, saat ini penurunan permukaan tanah di Jakarta sekitar 10 sampai 12 Cm per tahun. Jika hal tersebut terus berlanjut, maka diperkirakan sungai-sungai yang berada di Jakarta akan sulit mengalir ke laut secara gravitasi.

Seperti dikutip dari IDXChannel, karena pemukaan tanah di Jakarta bakal lebih rendah dari permukaan air laut sedangkan permukaan air laut akan lebih tinggi akibat perubahan iklim yang terjadi saat ini.

"Kalau itu terjadi maka 15 tahun saja sejak 2020 kemarin, 13 sungai yang melewati Jakarta tidak bisa mengalir secara gravitasi ke laut," kata Menteri Basuki pada penandatanganan KPBU bersama bank Mandiri, Jumat (1/4).

Menteri Basuki mengatakan salah satu yang paling penting untuk mencegah hal tersebut adalah membangun bendungan untuk penyediaan air bersih yang di-suply kepada masyarakat Jakarta. Sehingga warga Jakarta tidak lagi mengambil air tanah.

"Kalau nanti Jatiluhur I jadi, Jatiluhur II jadi, Kemudian Karian Serpong jadi, kita baru bisa bilang Jakarta stop memakai air tanah," sambung Menteri Basuki.

Pembangunan bendungan tersebut tidak hanya berfungsi untuk menyediakan air bersih kepada warga Jakarta, namun juga tutut berkontribusi untuk menyelamatkan Jakarta dari penurunan muka tanah.

"Hanya dengan itu Jakarta selamat dari penurunan muka tanah, jadi ini bagian dari menyelamatkan Jakarta" lanjut Menteri Basuki.

Adapun area pembangunan IPA (Instalasi Pengelolaan Air) Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) akan dibangun di dua lokasi, IPA Bekasi yang memiliki luas Rra sebesar 3,2 Ha dan mampu memproduksi air sebesar 4400 L/s dan IPA Cibeet Karawang yang memiliki luas area sebesar 1,1 Ha dan mampu memproduksi air 330 L/s.

Baca Juga: