Delaware - Elon Musk dan Twitter siap memulai pertarungan hukum setelah miliarder itu mengatakan ia membatalkan tawarannya untuk membeli perusahaan media sosial itu senilai $44 miliar. Saham Twitter merosot lebih dari 11% atau seharga $32,65 per saham pada penutupan perdagangan hari Senin (11/7) setelah pembatalan akuisisi oleh Musk.

Seperti dikutip dari VoA, Musk Jumat lalu (8/7) menuduh Twitter telah gagal memberikan informasi yang cukup tentang jumlah akun palsu yang dimilikinya. Namun, Twitter bulan lalu mengatakan pihaknya telah menyediakan sejumlah besar data mentah dari ratusan juta cuitan harian ketika Musk mengangkat isu itu setelah mengumumkan bahwa dia akan membeli platform media sosial itu.

Dalam pengajuan peraturannya, Twitter selama bertahun-tahun telah mengatakan mereka percaya bahwa sekitar 5% dari akun di platform itu palsu; tetapi pada hari Senin Musk - dengan menggunakan Twitter - terus mengejek perusahaan tersebut atas apa yang dia gambarkan sebagai kurangnya data.

Musk menyetujui ganti rugi sebesar satu miliar dolar sebagai bagian dari syarat perjanjian pembelian apabila salah satu pihak membatalkan transaksi, meskipun tampaknya CEO Twitter Parag Agrawal dan Twitter bersiap bertarung di panggung hukum agar penjualan tetap dilaksanakan.

"Lihat Twitter, ini adalah skenario mimpi buruk ... Saya pikir Twitter akan dilihat setidaknya dalam waktu dekat, sebagai "barang rusak" dari perspektif pasar publik," ujar analis Wedbush Dan Ives.

Penjualan saham Twitter secara besar-besaran oleh investor telah mendorong harga saham jatuh di bawah $35, jauh dari $54,20 yang disetujui Musk untuk dibayarkan kepada perusahaan. Hal ini merupakan indikasi kuat bahwa Wall Street sangat ragu bahwa kesepakatan itu akan berlanjut.

"Hal terakhir yang mereka inginkan adalah sebuah peradilan dan berhadapan dengan orang terkaya di dunia." kata Ives.

Twitter Inc menggandeng firma hukum di Amerika Serikat, Wachtell, Lipton, Rosen and katz, untuk menuntut Elon Musk karena tidak jadi membeli perusahaan media sosial itu.

Menurut laporan Reuters, Senin, kabar ini tersiar dari seorang sumber yang mengetahui perkara ini. Twitter menuntut agar sang miliuner menyelesaikan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS tersebut.

Menurut sang sumber, Twitter akan mengajukan berkas ke pengadilan di Delaware dalam pekan ini.

Baca Juga: