Dhaka - Bangladesh, pada Selasa, mengumumkan pembatalan semua pelaksanaan ujian sekolah menengah atas atau yang setara yang telah dijadwalkan pada tahun 2024.
Keputusan itu diambil beberapa jam setelah ratusan mahasiswa menyerbu Kompleks Sekretariat, sebuah kompleks yang menampung kantor-kantor pemerintah pusat di ibu kota Dhaka.
Ujian sekolah menengah atas awalnya dihentikan di tengah protes massal yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Tapan Kumar Sarkar, ketua Komite Koordinasi Dewan Antar-Pendidikan, mengumumkan keputusan tersebut dalam konferensi pers yang diadakan di Sekretariat pada Selasa siang.
Dia mengatakan keputusan tentang hasil prosesnya akan dibuat kemudian.
Kejadian itu merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah negara Asia Selatan tersebut bahwa ujian publik dapat dibatalkan walaupun sudah di tengah proses pelaksanaan. Tahun ini, sekitar 1,4 juta siswa di seluruh negeri sedang mengikuti ujian tersebut.
Sebelumnya pada hari yang sama, beberapa ratus mahasiswa menyerbu Sekretariat, menuntut agar sisa ujian dibatalkan dan hasilnya diumumkan melalui pemetaan subjek.
Para mahasiswa memaksa masuk melewati barikade polisi di gerbang dekat Zero Point untuk masuk ke Sekretariat sekitar pukul 14:00 waktu setempat (15.00 WIB).
Karena gerakan reformasi kuota dalam pekerjaan pemerintah, serta aksi protes mahasiswa dan publik, ujian sekolah menengah atas dan yang setara berulang kali ditunda.
Penundaan pertama terjadi pada tanggal 18 Juli walaupun sudah dijadwalkan, diikuti dengan penundaan ujian berikutnya pada 21, 23, dan 25 Juli. Selain itu, ujian dari 28 Juli hingga 1 Agustus juga ditangguhkan.
Ujian kemudian dijadwalkan ulang untuk dimulai pada 11 Agustus. Namun, sumber di Kementerian Pendidikan kemudian mengonfirmasi kepada Anadolu bahwa ujian tersebut tidak akan berlangsung pada tanggal tersebut.
Menurut sumber di Dewan Pendidikan, penundaan itu disebabkan oleh kerusakan pada peti kertas soal ujian di kantor polisi selama serangan di berbagai daerah setelah pengunduran diri dan keberangkatan mantan Perdana Menteri Hasina.
Akibat kerusakan peti soal itu, keputusan untuk memulai ujian pada 11 Agustus ditunda.
Akhirnya, Dewan Pendidikan mengusulkan kepada pemerintah ad interim agar menjadwalkan kembali ujian yang ditunda itu untuk dimulai pada 11 September. Usulan itu kemudian disetujui.
Menyusul tuntutan mahasiswa itu, diputuskan minggu ini untuk melaksanakan sisa ujian dengan setengah dari pertanyaan dalam format tanya-jawab.
Namun, ratusan mahasiswa menolak keputusan tersebut dan memprotes ke Sekretariat. Di bawah tekanan protes, pihak berwenang akhirnya membatalkan semua ujian sekolah menengah atas dan yang setara.