Setelah keluar dari Uni Eropa, Inggris kini makin membuka diri bagi dunia untukberusaha atau berbisnis dan tinggal. Selain itu, mulai Januari 2021, Inggris juga akan memperkenalkan sistem imigrasi berbasis poin. Semua orang dari seluruh dunia diperlakukan sama. Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, Kamis (17/7).

"Kami memanggil talenta-talenta terbaik dari seluruh dunia untuk datang, tinggal, dan bekerja di Inggris. Kami ingin bisnis Inggris berkembang mengglobal," tandasnya. Untuk mencapai itu, Inggris harus memiliki talenta-talenta terbaik dan paling cerdas dari seluruh dunia.

Guna mempermudah merekrut mereka, Inggris telah menghapus Tes Pasar Tenaga Kerja Penduduk(Resident Labour Market Test), menurunkan keterampilan. Inggris juga menghapus batasan pekerja terampil.

"Kami juga akan meluncurkan rute khusus untuk memungkinkan lebih banyak siswa, ilmuwan,akademisi, investor, pengusaha, dan pekerja National Health Service untuk lebih mudahdatang ke Inggris dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kami," tambah Patel.

Menurutnya, tenaga ahli dari seluruh dunia berperan sangat besar di sektorkesehatan dan perawatan, terutama saat pandemi virus korona ini. Untuk itu, Inggris akan makin mempermudah proses Visa Kesehatan dan Perawatan (Health and Care visa). "Prosesnya juga akan lebih murah dan cepat," tambah Patel. Visa akan selesai dalam tiga pekan.

Universitas-universitas terbaik Inggris akan terusmenyambut siswa-siswa Indonesia yang berbakat dan berpotensi. Selain itu, rute Pascasarjana (Graduate route) yang baru juga akan memungkinkan siswainternasional untuk tinggal di Inggris selama dua atau tiga tahun, tergantung pada tingkat kualifikasi mereka.

Dari Indonesia

Perubahan ini akan mempermudah lulusan internasional terbaik untuk mendapat pekerjaan dan berkontribusi pada pertumbuhanekonomi Inggris. Melalui sistem imigrasi baru ini, Inggris akan mengembangkan sistem meritokrasi sejati. "Saya berharap dapat menyambut pelajar-pelajar terbaik dari Indonesia."

Di bawah sistem baru ini, sejumlah rute yang sudah ada akan dibuka untuk semua orang, tanpa memandang kebangsaan. "Global Talent Scheme" ini akan memungkinkan para ilmuwan danpeneliti terampil untuk datang ke Inggris.

Sementara itu, Dekan dan Wakil Kanselir University of Glasgow, Professor Sir Anton Muscatelli menambahkan, berkat bakat kelas dunia, universitas-unversitas dari empat negara bagian

Inggris dapat membantu mengatasi Covid-19. "Dengan memperluas peluang dan meningkatkan daya saing, visa Pascasarjana dan GlobalTalent menjadi kunci untuk memastikan bahwa Inggris tetap menjadi ekosistem terdepan dunia," katanya.

Sedangkan, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn, menuturkan, "Seluruh kebijakan tadi adalah langkah yang sangat positif." Inggris tidak lagi memandang asal orang. Inggris lebih melihat siapa diri Anda. Begitulah, sistem imigrasi yang didasarkan pada Individu, pada bakat dan kemampuan individual.

Kita akan dapat melihat lebih banyak penelitian akademik Inggris-Indonesia. Kemudian, kerja sama bisnis dan kewirausahaan. Lalu persahabatan, pembelajaran dan pertukaran budaya. "Itulah buah perubahan," tambahnya.

"Mulai sekarang, saya berharap lebih banyak orang Indonesia akan berpindah ke Inggris dan memiliki pengaruh di sana. Saya melihat, peluang ini bakal makin mempererat persahabatan kedua Negara," ujar Fenn. Wid/G-1

Baca Juga: