JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berbalik terkoreksi dalam perdagangan tengah pekan ini. Pelaku pasar cenderung menanti hasil rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) atau FOMC, terutama terkait spekulasi kenaikan suku bung acuan sebesar 75-100 basis poin (bps).

Sebagian spekulasi pasar menyebutkan The Fed akan hawkish alias agresif dalam menaikkan suku bunga acuan dalam rapat FOMC pekan ini. Ekspektasi tersebut didasarkan pada tingginya inflasi di Amerika Serikt yang pada Juni lalu menyentuh level 9,1 persen.

Karena itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (26/7), bergerak di kisaran 6.844-6.905 dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/7) sore, ditutup menguat seiring aksi beli oleh investor asing. IHSG ditutup menguat 13,13 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.871,54. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,35 poin atau 0,14 persen ke posisi 968,48.

"Tampaknya pelaku pasar dan investor bersikap realistis jelang kenaikan suku bunga acuan The Fed pada akhir pekan ini di mana diperkirakan ada kenaikan suku bunga besar lainnya untuk memerangi inflasi Amerika Serikat," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Sementrara itu, pemerintah Tiongkok terus berupaya pemulihan ekonomi dengan sisa waktu tahun ini di mana pemerintah akan meningkatkan dukungan keuangan untuk perusahaan budaya dan pariwisata dengan mengarahkan lebih banyak kredit ke sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh wabah Covid-19. Hal tersebut membuat pelaku pasar dan investor memberikan pandangan positif dan optimistis ekonomi Tiongkok akan bangkit dan pulih.

Sementara dari dalam negeri, pemerintah kembali memberikan stimulus perpajakan yaitu dengan perpanjangan insentif pajak hingga akhir 2022.

Baca Juga: