JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpeluang melemah, hari ini (24/11), setelah menguat dalam dua hari terakhir. Pelemahan terbuka apabila rilis risalah pertemuan the Fed memperlihatkan sikap hawkish.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (24/11), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang 15.670-15.740 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (23/11) sore, menguat jelang rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed.

Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,06 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.687 rupiah per dollar AS.

Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, saat dihubungi di Jakarta, mengatakan, pergerakan rupiah memang masih terpengaruh oleh pengetatan likuiditas global.

"Saya rasa memang pasar price in untuk kenaikan 50 basis poin oleh the Fed pada bulan Desember," ujar Rully.

Investor meredam selera risiko mereka menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan the Fed yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek inflasi dan suku bunga.

The Fed pada Rabu waktu AS akan merilis risalah dari pertemuan terbarunya, dengan investor mencari tanda-tanda diskusi seputar memoderasi laju kenaikan suku bunga.

"Sementara dari domestik memang akan sangat terpengaruh oleh global, melihat kemungkinan BI di Desember akan naik seberapa besar lagi. Selain itu masih menunggu inflasi," kata Rully.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada November 2022 kembali memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,75 persen menjadi 5,25 persen.

Baca Juga: