JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat lanjutan jelang akhir pekan ini. Pelaku pasar fokus terhadap data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi salah satu pertimbangan bank sentral setempat (The Fed) menentukan arah kebijakannya.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Rio Febrian memprediksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (11/8), masih akan terkonsolidasi di pivot 6.880. Menurutnya, Pivot level tersebut juga berimpitan dengan indikator MA20. Potensi technical rebound terjaga, selama bertahan di atas 6.880.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (10/8) sore, ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 18,17 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.893,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,18 poin atau 0,12 persen ke posisi 966,48.

"IHSG di akhir perdagangan ditutup menguat di tengah tekanan pasar membayangi perdagangan hari ini. Dari eksternal, dimana pasar tampaknya masih dipengaruhi kondisi ekonomi China, pasar terus menilai prospek ekonomi di China setelah data terbaru memberikan kekhawatiran deflasi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Meski demikian, pasar berspekulasi optimistis pemerintah dan Bank Sentral Tiongkok akan meluncurkan langkah-langkah stimulus tambahan untuk mendorong perekonomian mereka.

Baca Juga: