JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, hari ini (12/1). Pelaku pasar terus memantau data ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang bisa menjadi petunjuk baru terhadap rencana normalisasi kebijakan moneter oleh otoritas setempat atau The Fed.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya memperkirakan IHSG, Rabu (12/1), melanjutkan koreksinya di rentang 6.600-6.650. Menurutnya, hal itu dipicu ekspektasi inflasi AS pada Desember lalu mencapai 7 persen sehingga dapat mendorong The Fed segera menaikkan bunga acuannya (FFR).
Seperti diketahui, data inflasi US dirilis Rabu (12/1) malam WIB. Apabila data tersebut sesuai ekspektasi pasar, kenaikan FFR dan pengurangan pembelian obligasi pemerintah AS atau tapering lebih cepat dilakukan.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/1) sore, ditutup melemah mengikuti terkoreksinya mayoritas bursa saham regional Asia. IHSG ditutup melemah 43,15 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.647,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,87 poin atau 0,41 persen ke posisi 940,32.
"Katalis negatif bagi IHSG hari ini yaitu berlanjutnya koreksi pada mayoritas indeks di bursa Wall Street seiring dengan berfluktuatifnya imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun," tulis Tim Riset Indo Premier Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.