JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih terfluktuasi dengan kencenderungan melemah. Kondisi tersebut dipengaruhi menguatnya spekulasi pasar terhadap kebijakan tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Beberapa investor memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di AS dapat mendorong bank sentral untuk mulai mengurangi pembelian aset mereka dan memberikan dorongan pada dollar.

Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,002, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,076. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,514 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,528 persen.

Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (9/6) sore, ditutup melemah menjelang rilis data inflasi AS pada Kamis (10/6) WIB. Rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.255 rupiah per dollar AS.

"Investor menunggu data inflasi AS yang akan datang sambil mencerna data inflasi yang dirilis oleh Tiongkok," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Indeks harga konsumen (CPI) Tiongkok pada Mei di bawah perkiraan yaitu 1,3 persen (yoy). Sedangkan, indeks harga produsen (PPI) tumbuh lebih baik dari perkiraan yaitu 9 persen (yoy).

Baca Juga: