JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada awal pekan ini. Peluang tersebut terbuka apabila data inflasi Maret 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hari ini (3/4), turun sesuai ekspektasi pasar.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Senin (3/4), bergerak di kisaran 6.744 - 6.815 dengan support pada level 6.704 dan resistance pada level 6.835.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan lalu ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup melemah 3,67 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.805,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,92 poin atau 0,20 persen ke posisi 937,6.

"Dari eksternal bursa regional Asia bergerak menguat yang tampaknya ditopang sejumlah rilis data ekonomi negara, dimana US Initial Jobless Claims naik dari sebelumnya 191.000 menjadi 198.000, pasar memandang hal ini akan memberikan harapan The Fed dapat memperlambat pengetatan moneternya, meskipun tidak tertutup kemungkinan The Fed masih memiliki ruang pengetatan kebijakan moneternya," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Sementara itu, dari Tiongkok, PMI Non-Manufaktur NBS Maret 2023 berada pada level 58,2 dan PMI Manufaktur NBS pada posisi 51,9. Hal tersebut menunjukkan masih di zona ekspansi, pasar menilai itu sejalan dengan keputusan Pemerintah Tiongkok pada Desember 2022 untuk mencabut semua pembatasan Covid-19, sehingga menopang aktivitas pabrik dengan melanjutkan pertumbuhan yang kuat, serta sektor jasa tumbuh.

Dari dalam negeri, adanya tekanan penolakan keberadaan negara Israel pada keikutsertaan Piala Dunia U-20 di Indonesia, akhirnya FIFA memutuskan Indonesia tidak menjadi tuan rumah yang mana pelaksanaan satu bulan lagi.

Pasar menilai kondisi tersebut bisa berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, yang mana keberadaan ajang itu akan memberikan keuntungan dan mendorong entitas ekonomi dapat berkontribusi, sehingga ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Dibuka menguat, IHSG cenderung bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor menguat dipimpin sektor energi yang naik 0,83 persen, diikuti sektor barang industri dan sektor properti yang masing-masing naik 0,71 persen dan 0,62 persen.

Baca Juga: