JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih rawan terkoreksi jelang akhir pekan ini. Perhatian pelaku pasar tertuju kepada data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) pada kuartal I-2023.
Data ekonomi AS akan menjadi salah satu pertimbangan bank sentral setempat (The Fed) menentukan arah kebijakan dalam rapat pekan depan. Pasar sebelumnya memproyeksikan PDB AS akan meningkat meskipun dibayangi kekhawatiran resesi.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (28/4), bergerak cenderung melemah dengan support di level 6.868 dan resistance di level 6.971.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/4) sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham sektor teknologi. IHSG ditutup menguat 35,33 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.945,48. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,87 poin atau 0,19 persen ke posisi 965,08.
"Investor mengantisipasi rilis data ekonomi AS, khususnya estimasi kedua PDB kuartal I 2023 pada Kamis, serta Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index, sebuah indikator The Fed untuk mengukur inflasi, yang dijadwalkan dirilis pada hari Jumat," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya yang dikutip di Jakarta.
Dari mancanegara, para pelaku pasar menantikan agenda pertemuan dewan kebijakan The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan. The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.