Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada hari Jumat (19/8) bahwa dia telah mengikuti tes narkoba sebagai bentuk perlindungan bagi diri sendiri setelah sebuah video bocor memperlihatkan dirinya tengah menari 'liar' di sebuah pesta pribadi.

Mengutip Market Watch, Marin membela tindakannya, mengatakan dia hanya minum alkohol dengan teman-teman tetapi tidak menggunakan narkoba.

Sebelumnya, sebuah rekaman video yang beredar luas menunjukkan Marin dan lima orang lainnya menari dan bernyanyi dalam apa yang terlihat seperti pertemuan yang diadakan di rumah pribadi.

Menurut laporan media Finlandia seperti dikutip Al Jazeera, hal mengejutkan terjadi ketika salah satu pengunjung pesta lainnya terdengar di latar belakang berteriak "jauhojengi", yang berarti "geng tepung" dalam bahasa Finlandia dan juga merupakan bahasa gaul untuk kokain.

"Saya telah mengikuti tes narkoba untuk perlindungan hukum saya sendiri, yang hasilnya akan keluar dalam waktu sekitar satu minggu," kata Marin pada konferensi pers Jumat, menurut surat kabar Hufvudstadsbladet.

Dia mengatakan, menurut berbagai akun media, bahwa dia tidak pernah menggunakan narkoba, bahkan di masa mudanya.

"Saya punya waktu libur dan saya menghabiskannya bersama teman-teman saya dan saya tidak melakukan sesuatu yang ilegal."

Video itu diposting online pada Rabu (17/8) setelah Finlandia memutuskan untuk membatasi jumlah visa yang dikeluarkan untuk Rusia mulai 1 September.

Menurut surat kabar itu, Marin mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa "harus diterima bahwa bahkan para pengambil keputusan terkadang menari, bernyanyi, dan berpesta. Dia menambahkan "terserah pemilih [untuk memutuskan] apa yang mereka pikirkan tentang itu."

Dia juga bersikeras dia selalu siap untuk kembali bekerja, bahkan di waktu senggangnya.

"Saya tidak melewatkan tugas perdana menteri karena saya menghabiskan waktu bersama teman-teman saya," kata Marin, menurut laporan Financial Times.

"Saya percaya bahwa masyarakat Finlandia dapat mewajarkan saya bernyanyi dan menari dengan teman-teman saya,"

Mengutip Market Watch, Finlandia yang berbagi perbatasan darat 1.340 kilometer, atau 832 mil, dengan Rusia, menghadapi harga listrik yang tinggi di antara dampak serius lainnya dari invasi Rusia ke Ukraina. Negara itu baru-baru ini membatalkan sikap netral yang telah lama dipegangnya dan meminta untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: