Kepala Gazprom Alexey Miller mengungkapkan Rusia memiliki cadangan gas alam yang sangat besar dan dapat bertahan selama lebih dari satu abad.

"Konsumen kami, warga Rusia, akan memiliki akses ke sumber energi yang murah dan andal ini. Sangat penting untuk dicatat bahwa mereka bisa optimis tentang masa depan gas negara itu. Mengapa? Karena kami memiliki cadangan untuk 100 tahun ke depan," kata Miller, , di Kongres Bisnis Internasional, pada Rabu (31/8).

Ia bahkan meyakini beberapa ladang Gazprom masih akan menyediakan gas pada tahun 2120.

Kepala eksekutif raksasa energi itu mengaitkan perkiraan optimis semacam itu dengan pengembangan sumber daya yang luas di Semenanjung Yamal utara Rusia.

Gazprom juga tengah dalam tahap bersiap meluncurkan ladang gas Kharasavey, serta mulai mengembangkan deposit gas di ladang Bovanenkovo.

Mengutip Russia Today, negara beruang merah itu digadang-gadang memegang cadangan gas alam terbesar di dunia yang diperkirakan mencapai 48 triliun meter kubik, atau kira-kira seperempat dari total global.

Informasi itu diutarakan ketika Gazprom tengah menghentikan sementara aliran gas dari Rusia ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 Laut Baltik karena alasan pemeliharaan rutin.

Penghentian pengiriman terjadi karena Eropa bergulat dengan melonjaknya harga energi di tengah kekhawatiran kekurangan gas di benua itu.

Meningkatkan kekhawatiran bahwa Moskow akan sepenuhnya menghentikan pasokan gasnya sebagai tanggapan atas sanksi besar-besaran yang dikenakan pada Rusia atas operasi militernya di Ukraina.

Akibatnya, harga gas bereaksi tajam. Pekan lalu, harga berjangka September melebihi 3.500 dolar AS per seribu meter kubik.

Menurut data Intercontinental Exchange, harga gas berjangka Oktober di hub TTF di Belanda naik 5,5 persen menjadi 280 dolar AS per megawatt-jam, atau 2.906 dolar AS per seribu meter kubik dari yang sebelumnya sekitar 2.600 dolar AS.

Sebelumnya pada hari Rabu, Gazprom mengkonfirmasi aliran gas akan dilanjutkan pada 3 September, dengan volume pasokan kembali ke 33 juta meter kubik per hari, atau sekitar 20 persen dari kapasitas penuh pipa.

Baca Juga: