Selama ini, kalau bicara Provinsi Lampung, bayangan utama masyarakat mungkin keripik pisang atau kopi. Dua komoditas ini memang dalam kurun lama menjadi andalan provinsi "gajah" tersebut. Namun sesungguhnya, Lampung juga memiliki banyak destinasi wisata. Salah satu yang terkenal tentu saja Way Kambas, tempat gajah-gajah sekolah.
Di luar itu, masaih ada juga hamparan Danau Ranai yang memukau atau Gunung Anak Krakatau yang berdiri kokoh di Selat Sunda. Destinasi wisata air juga tak kalah menawan. Tentu saja yang cukup kondang adalah Pahawang yang sudah diulas tuntas. Kini, pembaca diajak menjejaki Pulau Tangkil. Destinasi ini seperti Pahawang juga masuk kabupaten Pesawaran. Tepatnya, Tangkil berada di Desa Sukajaya Lempasing, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.
Untuk sampai ke lokasi, wisatawan Jakarta bisa naik Garuda Indonesia atau Sriwijaya Air dari Bandara Seokarno Hatta menuju Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Dari sini bisa dilanjutkan dengan berkendara sekitar 40 menit untuk sampai di Pantai Muntul yang merupakan gerbang pertama untuk menyeberang ke Pulau Tangkil.
Meski tidak sepopuler Pulau Pahawang, Pulau Tangkil dapat menjadi alternatif wisatawan yang sedang pelesiran di Provinsi Lampung. Sampai Pantai Mutun, dikenakan tiket masuk sebesar 5-10 ribu rupiah, tergantung waktu hari kerja/libur. Di pantai tersebut, sudah dapat diintip pemandangan indah bentang Kota Bandar Lampung dari sisi barat daya Teluk Lampung.
Terlihat beberapa kapal tanker yang memadati kawasan industri kota, serta pelabuhan Teluk Betung. Selain itu, pemandangan Pulau Tangkil di sisi timur juga sudah terlihat indah. Ada hamparan pantai di sisi utaranya yang menghadap langsung ke kota serta bentangan bukit disertai hutan yang rindang ke arah selatan.
Dari Pantai Mutun, saya dan teman-teman memesan kapal kayu mesin untuk menyeberang melintasi Teluk Lampung yang biru. Biayanya pun cukup murah, hanya 10 ribu rupiah perorang sekali perjalanan. Perjalanan ke Pulau Tangkil, hanya sekitar 15 menit. Dalam perjalanan ke arah timur itu sesekali wisatawan dapat melihat Kota Bandar Lampung di utara, dan Gunung Anak Krakatau yang mengintip di selatan.
Setiba di Pulau Tangkil, saya beserta rombongan disambut warga lokal yang mengelola wisata. Cukup banyak wahana permainan yang bisa dinikmati di pantai tersebut seperti cano atau banana boat. Harganya pun cukup terjangkau, hanya berkisar 20-35 ribu rupiah per orang untuk menikmati fasilitas tersebut. Selain itu, turis bisa snorkeling untuk melihat biota laut Teluk Lampung dengan biaya sewa peralatan sebesar 50 ribu rupiah per orang.
setelah itu, bisa juga menjelajah Pulau Tangkil untuk menikmati keindahannya. Saya bersama beberapa teman mulai menyusuri jalan setapak ke arah timur. Tampak rumput panjang dan ilalang yang sesekali menggesek kaki. Hanya sekitar 300 meter menyusuri jalan setapak, kami tiba di pos terdepan pendakian bukit Pulau Tangkil.
Jalan ke atas cukup terjal, meski demikian, tidak mengurangi semangat untuk melihat pesona alam yang disembunyikan pulau ini. Pegangan dari bambu di samping tangga-tangga setapak yang terjal memudahkan wisatawan mendaki bukit tersebut. Setelah beberapa kali naik serta turun bukit, kami tiba di pertigaan. Arah yang kami tuju selanjutnya adalah Dream Beach.
Jalan menurun ke arah Dream Beach cukup sulit dan harus berhati-hati. Tidak ada tangga setapak atau bambu untuk pegangan. Kami harus melewati tumpukan batu karang besar dengan susah payah. Setelah perjuangan ekstra selama 15 menit, tiba juga di Dream Beach. Meski perjalanannya susah, tapi worth it banget karena ternyata pantainya sangat menakjubkan. Jenis pantai ini campuran, antara pasir dan karang. Dari sini, bentangan sisi selatan Pulau Sumatera dan Kota Bandar Lampung terlihat sangat jelas. Kapal-kapal tanker dan kapal-kapal nelayan banyak lalu lalang.
Di pantai ini juga terdapat batu karang besar, seakan menjadi penanda yang menopang indahnya kehijauan hutan Pulau Tangkil. Ombaknya tidak besar, sehingga sangat cocok untuk bermain air atau sekadar bersantai menikmati teriknya siang sambil berswafoto. Bisa juga mengambil pemandangan Pulau Tangkil atau maupun hamparan Teluk Lampung dengan pemandangan Kota Bandar Lampung sebagai latar belakangnya. Namun, pemandangan dari puncak Pulau Tangkil lebih memesona karena bisa melihat Pulau Sumatera dengan lebih luas lagi. tri/G-1
Pantai Mutun, Gerbang yang Nyaman untuk Rehat
Selain menikmati alam Pulau Tangkil, bersantai sejenak di pantai dan bermain wahana air, para pengunjung juga bisa rehat sambil menikmati kuliner yang dijajakan pedagang. Namun, saya lebih menyarankan untuk beristirahat kembali ke Pantai Mutun karena ada restoran serta penjaja kuliner yang lebih banyak variasinya.
Pengunjung bisa menikmati segarnya es kelapa serta mencicipi ikan kerapu bakar yang lezat. Semua bisa disantap sambil memandang Kota Bandar Lampung di pinggir pantai. Jika hanya ingin santai menikmati udara pantai, pelancong bisa menyeruput kopi khas Lampung yang begitu kuat aromanya. Beristirahat di Pantai Mutun sambil menikmati suasana syahdu bisa menjadi alternatif warga agar dapat rehat sejenak dari kesibukan kota.
"Setelah menikmati keindahan Pulau Tangkil, foto-foto, melihat pemandangan yang indah, saya cukup puas untuk memilih berlibur di sini. Apalagi, beristirahat sambil menikmati makanan dan es kelapa di pinggir Pantai Mutun dapat mengurangi stres akibat kerjaan di kota," tutur Haris, 24 tahun, salah wisatawan dari Jakarta.
Haris mengatakan pesona Pantai Mutun dan Pulau Tangkil tidak kalah mengagumkan dari destinasi wisata lainnya. Oleh karena itu, dia pun tidak menyesal berlibur di situ. Dia akan merekomendasi rekan-rekan dan kerabat di Jakarta untuk mencoba berlibur ke Pulau Tankil. Berwisata ke Pantai Mutun dan Pulau Tangkil bisa menjadi alternatif untuk berlibur paket hemat.
Apalagi, jarak dari Jakarta ke Lampung cukup dekat dengan biaya akomodasi yang terjangkau. Dengan pesawat, waktu perjalanan hanya ditempuh sekitar 30 menit. Pilihan tempat untuk menginap juga banyak tersedia di Kota Bandar Lampung. Untuk transportasi ke Pantai Mutun, bisa menyewa mobil sekitar 200-300 ribu rupiah. Bersama sahabat, pasangan, rekan kerja, atau keluarga dapat menikmati pesona Pantai Mutun dan Pulau Tangkil.
Jangan lupa mampir ke pusat-pusat oleh-oleh yang banyak ditemukan dalam perjalanan. Bisa juga menemukan pusat makanan khas Lampung di Bandar Lampung seperti kopi, keripik pisang dengan aneka rasa, atau kerupuk kemplang. tri/G-1