JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi cenderung bergerak sideways alias datar, hari ini (18/1). Pelaku pasar cenderung menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar dua hari hingga, Kamis (19/1).

Analis DFCX Futures, Lukman Leong, menilai dengan absennya data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS), investor mengalihkan fokus ke domestik, terutama RDG BI. Dia menambahkan investor akan menantikan sikap dan pernyataan BI, terutama mengenai perlambatan ekonomi, rekor surplus perdagangan, dan cadangan devisa dalam konteks revisi Peraturan Pemerintah Devisa Hasil Ekspor (DHE).

Karena itu, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (18/1), bergerak di kisaran 15.100-15.250 per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (17/1) sore, ditutup turun seiring dengan ekonomi Tiongkok yang tumbuh jauh melambat. Rupiah ditutup melemah tajam 120 poin atau 0,80 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.165 rupiah per dollar AS.

"Rupiah melemah karena data eksternal yang cukup kuat, terutama setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China yang hanya 3 persen, ekspektasnya kan 5,5 persen. Ini mengindikasikan perlambatan ekonomi global sudah terlihat," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi saat dihubungi di Jakarta.

Kekhawatiran akan resesi global yang diperkuat oleh survei Forum Ekonomi Dunia yang menunjukkan bahwa dua pertiga dari para ekonom yang disurvei memperkirakan resesi tahun ini.

Baca Juga: