JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, hari ini (16/6). Pelaku pasar akan mencerna dampak dari penetapan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, sementara untuk pergerakan dalam negeri masih akan ditopang oleh musim pembagian dividen.

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper, menganalisis secara teknikal candlestick membentuk doji tertahan setelah menyentuh level resistance moving average 50 berpotensi kembali melemah. Dennies memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Kamis (16/6), akan menguji support dalam rentang 6.953-6.899, sementara resistance di kisaran 7.073-7.139.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/6) sore, ditutup melemah di tengah surplus neraca perdagangan pada Mei 2022. IHSG ditutup melemah 42,83 poin atau 0,61 persen ke posisi 7.007,05. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,41 poin atau 0,53 persen ke posisi 1.014,12

"Pemberat gerak IHSG hari ini seiring dengan rilis kinerja ekspor dan impor yang menurun serta surplus neraca dagang yang menyempit," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Dibuka melemah, IHSG sempat menguat, namun kembali terkoreksi hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar, di antaranya BBRI, BRMS, GOTO, BMRI, EMTK. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya ASII, MDKA, ADRO, BYAN.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam 3,52 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik dan sektor perindustrian masing-masing anjlok 3,47 persen dan 2,58 persen.

Adapun tiga sektor meningkat dengan sektor teknologi naik paling tinggi 1,83 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor keuangan masing-masing naik 0,66 persen dan 0,2 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar 791,19 miliar rupiah, sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih 685,56 miliar rupiah.

Baca Juga: