Jakarta - Berkurangnya keyakinan pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2018 memicu dollar AS tertekan terhadap mayoritas mata uang dunia, yang akhirnya berimbas positif pada rupiah.

"Tingkat keyakinan kenaikan suku bunga The Fed pada Desember sekitar 70 persen, sebelumnya sekitar 90 persen, jadi masih tanda tanya, kondisi itu memicu tekanan dollar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin. Sedianya, The Fed akan mengadakan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 18-19 Desember 2018, salah satunya menentukan kebijakan suku bunga acuannya.

Untuk 2019, lanjut dia, kenaikan suku bunga acuan The Fed juga diperkirakan tidak seagresif seperti tahun ini sehingga peluang apresiasi rupiah dapat berlanjut. Sementara sentimen internal , menurut Ariston, relatif kondusif, tercermin dari data kenaikan cadangan devisa.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (13/12) sore, menguat 102 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.499 rupiah per dollar AS.

Ant/E-10

Baca Juga: