JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan penguatannya pada awal pekan ini. Rupiah sedikit diuntungkan oleh pelemahan dollar AS menjelang rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menilai pelaku pasar akan cenderung sideways menjelang rapat dewan kebijakan The Fed atau FOMC meeting. Dari dalam negeri, data ekonomi, terutama jumlah uang beredar menambah katalis positif bagi rupiah.

Reny memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (25/7), bergerak sideways di level 14.920 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (22/7) sore, menguat 23 poin atau 0,15 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.014 rupiah per dollar AS.

"Dollar AS melemah dan tingkat imbal hasil obligasi AS turun karena pesimisnya data ekonomi AS serta menurunnya ekspektasi pasar untuk adanya kenaikan suku bunga agresif oleh The Federal Reserve," kata analis Monex Investido Futures, Faisyal, dalam kajiannya di Jakarta.

Pelaku pasar mencerna hasil data ekonomi AS semalam yang menunjukkan penurunan dalam aktivitas pabrik dan peningkatan jumlah klaim tunjangan pengangguran. Data tersebut dinilai menjadi sinyal bahwa ekonomi sudah merasakan dampak dari pengetatan kebijakan The Fed yang agresif, yang berpotensi memberikan tekanan kepada bank sentral untuk bertindak sedikit lebih lembut pada masa depan.

Baca Juga: