JAKARTA - Rupiah diperkirakan masih tertekan dalam perdagangan, hari ini (20/9). Potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS tersebut dipengaruhi menguatnya ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed secara agresif.

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, memperkirakan pelaku pasar memilih pendekatan menunggu atau wait and see terhadap keputusan The Fed pekan ini. Dia menambahkan bank sentral akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sekitar 75-100 basis poin (bps) dalam pertemuan dewan kebijakan (FOMC) pada September ini.

Menurut Renny, ekspektasi tersebut berpotensi mempengaruhi pelemahan rupiah. Dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (20/9), bergerak di kisaran 14.870-14.995 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (19/9) sore, melemah di tengah prospek kenaikan FFR. Rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.978 per dollar AS.

"Pasar mengantisipasi prospek kenaikan suku bunga AS di pekan ini," kata analis Monex Investindo Futures, Faisyal, dalam kajiannya di Jakarta.

Tingkat imbal hasil obligasi AS naik di tengah menguatnya prospek kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve pada pekan ini, seiring rilis data inflasi yang lebih tinggi dari estimasi. Rilis inflasi AS pekan lalu, memperkuat persepsi pasar bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga yang lebih tinggi dan menahan suku bunga sampai turunnya inflasi.

The Fed akan bertemu pada pekan ini dengan sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps). Namun, beberapa analis mengatakan bahwa The Fed bisa saja menaikkan suku bunga sebesar 100 bps, yang mana jika itu terjadi akan menjadi kenaikan suku bunga terbesar dalam 40 tahun.

Pelaku pasar juga khawatir terhadap resesi ekonomi AS yang dapat melemahkan dollar AS pasca Goldman Sachs menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi AS pada 2023 menjadi hanya tumbuh 1,1 persen dari sebelumnya 1,5 persen dan untuk proyeksi 2022 stagnan di level nol persen.

Baca Juga: