JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (23/6). Sentimen penggerak rupiah masih didominasi kebijakan Bank Indonesia (BI) dan testimoni pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pergerakan rupiah masih bergantung pada keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Selain itu, keperkasaan dollar AS yang masih akan bertahan sehingga membuat mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah, belum mampu menguat.

Josua memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (23/6), bergerak di kisaran 14.800-14.900 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (22/6) sore, ditutup melemah 50 poin atau 0,34 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.863 rupiah per dollar AS.

"Dollar AS menguat dibalik pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga di masa depan," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta.

Dollar AS menguat di tengah pelaku pasar yang merespons pernyataan yang cenderung hawkish dari Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin yang mengatakan bahwa pedoman dari Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa bank sentral kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga sebesar 50 atau 75 bps pada Juli mendatang adalah sesuatu yang masuk akal.

Baca Juga: