Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, hari ini (22/9), akan dipengaruhi hasil rapat dewan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) atau Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menggelar pertemuan selama tiga hari hingga, Kamis (21/9) waktu setempat. Selain kelanjutan normalisasi moneter, pelaku pasar tengah menunggu kepastian The Fed memangkas neraca keuangannya.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menilai The Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya pada Desember tahun ini. Namun, apabila Ketua The Fed Janet Yellen membuka peluang kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun, maka dollar AS berpotensi terangkat kembali. "Selain menanti kebijakan suku bunga The Fed, lanjut dia, perhatian pelaku pasar juga tertuju pada rencana The Fed mengenai rencana perampingan balance sheet-nya," ujarnya di Jakarta belum lama ini.

Sementara itu, analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang, kebijakan pengurangan neraca The Fed tentu akan berpengaruh terhadap pasar keuangan Indonesia. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (20/9) sore, menguat tujuh poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.272 rupiah per dollar AS.

Dollar AS dinilai kesulitan mempertahankan posisinya terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah karena pasar memproyeksikan rapat FOMC belum menaikkan suku bunga acuannya.

Ant/E-10

Baca Juga: