JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik menguat pada awal pekan ini seiring pelemahan dollar AS pada akhir pekan lalu. Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan terhadap pergerakan rupiah, mengingat minimnya pengaruh dari dalam negeri.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah berpotensi berbalik menguat (rebound) di tengah sentimen risk-on di pasar dalam perdagangan awal pekan ini. Pasar bereaksi positif setelah perundingan debt ceiling AS mencapai kesepakatan sementara.

Selain itu, dari dalam negeri, belum ada data ekonomi penting yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (29/5), bergerak di kisaran 14.850-15.000 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (26/5), melemah tipis 2 poin atau 0,01 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.955 rupiah per dollar AS.

Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Selain itu, faktor lain yang menahan pelemahan rupiah lebih dalam adalah keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen sesuai dengan ekspektasi pasar.

"(Karena faktor-faktor itu), pelemahan rupiah lebih dalam tertahan karena tren peningkatan index dollar masih terus berlanjut," ujar dia ketika di Jakarta.

Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyampaikan bahwa penopang penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya adalah rilis data Produk Domestik Bruto (AS) kuartal I/2023 yang direvisi naik ke 1,3 persen dari sebelumnya 1,1 persen.

Baca Juga: