JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, jelang akhir pekan ini. Peluang pelemahan itu makin terbuka jika data pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang bakal dirilis tak sesuai ekspektasi.

Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan fokus investor akan tertuju pada data klaim pengangguran AS. Dia menyebut pasar mengekspektasikan klaim pengangguran akan sedikit naik ke 218 ribu.

Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (23/2), bergerak di kisaran 15.550-15.700 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS, Kamis (22/2), ditutup menguat 45 poin atau 0,29 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.590 rupiah per dollar AS. Penguatan didukung surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI).

"Meski neraca transaksi berjalan mengalami defisit, namun neraca pembayaran secara keseluruhan mencatatkan surplus cukup besar, mencapai 6,3 miliar dollar AS," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), neraca pembayaran Indonesia (NPI) keseluruhan pada 2023 membukukan surplus sebesar 6,3 miliar dollar AS, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus 4 miliar dollar AS, terutama didukung kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial.

Perkembangan NPI secara keseluruhan pada 2023 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.

Baca Juga: