JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkonsolidasi, hari ini (5/8), setelah terkoreksi akhir pekan lalu. Pelaku pasar fomus mencermati rilis data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional pada triwulan II-2024.
Ekspektasi pasar menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional pada April-Juni 2024 sebesar 5,0 persen atau sedikit melambat dibandingkan capaian pada triwulan-2024 sebesar 5,11 persen.
Karenanya, Equity Research Analys Phintraco Securities, Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (5/8), ditutup menguat di kisaran 7.300 - 7.330.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (2/8) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 17,85 poin atau 0,24 persen ke posisi 7.308,12, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,13 poin atau 0,66 persen ke posisi 919,36.
"Bursa Asia cenderung melemah, dimana pasar tampaknya mengantisipasi terjadinya perlambatan ekonomi global. Hal ini dilatarbelakangi oleh rilisnya data Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Dari mancanegara, Indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada Juli 2024 terkontraksi dari sebelumnya 48,5 menjadi 46,8, serta data pengangguran AS juga terus meningkat dimana data Initial Jobless Claims naik dari sebelumnya 235k menjadi 249k dan Continuing Jobless Claims naik dari sebelumnya 1.844.000 menjadi 1.877.000.
Di saat bersamaan, pasar juga mempertimbangkan risiko pasokan minyak mentah akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Pasar memantau dengan saksama respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, menyusul terbunuhnya komandan tertinggi Hizbullah dalam serangan udara di Beirut.
Dari dalam negeri, data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan telah terjadi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang semester I 2024 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.