JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah dalam perdagangan, hari ini (6/9). Peluang pelemahan rupiah makin terbuka jika data indikator manufaktur Amerika Serikat (AS), yakni US Factory Orders, menunjukkan penguatan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (6/9), bergerak di kisaran 15.200-15.300 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Selasa (5/9), ditutup melemah sebesar 30 poin atau 0,20 persen dari penutupan sehari sebelumnya menjadi 15.270 rupiah per dollar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"(Ekspektasi tersebut) telah membatasi minat investor terhadap emas, dengan indikator tenaga kerja dan inflasi baru-baru ini menunjukkan bahwa bank sentral masih perlu mempertahankan kebijakan yang ketat dalam jangka pendek," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa.

Saat ini, pasar disebut fokus terhadap sejumlah pembicara The Fed pada pekan ini yang diperkirakan akan menawarkan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter sebelum keputusan suku bunga pada akhir September 2023.

"Presiden Fed Dallas Lorie Logan bakal berbicara pada Rabu (6/9), diikuti oleh Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada Kamis (7/9). Anggota The Federal Open Market Committee (FOMC) John Williams dan Michelle Bowman juga akan berbicara pada Kamis (7/9)," ucapnya.

Baca Juga: