JAKARTA - Nilai tukar rupiah, hari ini (2/9), berpotensi melemah jika data inflasi untuk Agustus 2019 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) menguat. Apalagi, sentimen eksternal, terutama ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta Brexit, masih kuat.

Seperti diketahui, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (30/8) sore, ditutup menguat terhadap dollar AS sebesar 40 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.198 rupiah per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta akhir pekan lalu mengatakan kolaborasi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi dalam sepekan lalu berhasil membawa mata uang garuda di tutup menguat cukup signifikan.

"Ini menandakan BI dalam kepemimpinan Perry Warjiyo saat ini begitu agresif merespon perkembangan ekonomi global yang sampai saat ini terus bergejolak akibat perang dagang dan Brexit," ujar Ibrahim. Di samping itu, pemerintah di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani terus membuat kebijakan-kebijakan baru yang pro pasar sehingga ikut membantu mempermudah iklim investasi di Indonesia.

Ant/E-10

Baca Juga: