JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang berbalik menguat jelang akhir pekan ini, meskipun bersifat terbatas. Pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis data inflasi di dalam negeri dan di Amerika Serikat (AS).
Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong pergerakan rupiah akan tergantung pada data inflasi PCE AS. Apabila sesuai dengan perkiraan yang menunjukan penurunan pada inflasi, maka rupiah berpotensi dibuka menguat.
Namun investor juga menantikan data inflasi Indonesia bulan November yang diperkirakan naik. Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (1/12), bergerak menguat terbatas di kisaran 15.450-15.600 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Kamis (30/11), melemah 115 poin atau 0,75 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.510 rupiah per dollar AS.
"Pejabat Fed (Federal Reserve) mengatakan penurunan inflasi baru-baru ini dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank tersebut untuk menurunkan suku bunganya pada awal tahun 2024," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, kemarin.