JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah pekan ini seiring berlanjutnya penguatan dollar AS. Pelaku pasar diperkirakan tengah mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat (AS) dan data perdagangan Indonesia.

Pengamat mata uang dan komoditas Lukman Leong menilai rally dollar AS diperkirakan masih akan berlanjut hingga rapat dewan kebijakan The Fed atau FOMC pada September 2023. Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak di kisaran 15.200-15.450 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Jumat (8/9), ditutup stagnan dari sehari sebelumnya di posisi 15.328 rupiah per dollar AS.

Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova mengatakan nilai tukar rupiah bergerak stagnan pada penutupan perdagangan hari ini karena kekhawatiran investor terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok yang tidak pasti dan wait and see (menunggu) rilis data inflasi AS.

"Data inflasi AS akan dirilis pekan depan, di mana akan menjadi acuan arah kebijakan suku bunga The Fed," ujar dia di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Rully menyatakan nilai tukar rupiah yang stagnan atau melemah turut dipengaruhi data jobless claims (klaim pengangguran) AS yang lebih Kecil dari perkiraan.

Baca Juga: