JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan terus terfluktuasi jelang hajatan pemilihan umum (pemilu) 2024. Selain pemilu, sentimen penggerak rupiah masih berasal dari ekspektasi pasar terhadap prospek kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat data inflasi AS untuk Januari 2024 yang akan dirilis Selasa (13/2) diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan. Namun tekanan harga diperkirakan masih akan tetap relatif stabil, dengan angka CPI inti khususnya akan tetap jauh di atas target tahunan bank sentral AS atau Federal Reserve (th Fed) sebesar 2 persen.

"Sebuah skenario yang memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Ibrahim.

Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (13/2), bergerak di kisaran 14.550-14.630 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Senin (12/2), ditutup menguat 40 poin atau 0,26 persen dari penutupan, Rabu (7/2), menjadi 15.595 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi di tengah sentimen menjelang pemilihan presiden (pilpres) dan wakil presiden RI pada 14 Februari 2024.

"Sentimen utama saat ini adalah situasi politik pascapilpres nanti," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta, Senin (12/2).

Dia mengatakan apabila pilpres berlangsung sukses tanpa adanya kekisruhan, maka nilai tukar rupiah berpeluang menguat. Para pelaku investor menunggu dan akan mengamati proses pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden RI.

Baca Juga: