JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah melanjutkan, hari ini (14/12). Sentimen penggerak rupiah diperkirakan berasal dari hasil rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong menilai, apabila the Fed hawkish atau agresif, maka rupiah akan kembali tertekan. Menurutnya, investor saat ini mengantisipasi sikap hawkish Gubernur The Fed Jerome Powell.

Karenanya, Lukman memproyeksilan kurs rupiah dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (14/12), bergerak di kisaran 15.600-15.750 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Rabu (13/12), melemah sebesar 40 poin atau 0,25 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.661 rupiah per dollar AS.

Rupiah melemah dipengaruhi data inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih jauh dari target sehingga memicu ekspektasi pasar Bank Sentral AS (The Fed) masih akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya.

"Rupiah masih akan berkonsolidasi dan berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini menantikan keputusan suku bunga acuan AS di Kamis dini hari nanti," kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra di Jakarta.

Inflasi Indeks Harga Konsumen AS pada November 2023 tercatat sebesar 3,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Data tersebut menunjukkan bahwa inflasi AS masih sulit turun ke target dua persen.

Baca Juga: