JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat lanjutan pekan ini. Pelaku pasar cenderung menanti arah suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI).

Seperti diketahui, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 September mendatang, sementara dewan kebijakn The Fed atau FOMC dijadwalkan melakukan pertemuan pada 19-20 September mendatang.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH-Project, William Hartanto memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, pekan ini, bergerak menguat di kisaran 6.920 - 7.077.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/9), ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 23,46 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.982,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,59 poin atau 0,59 persen ke posisi 961,20.

"Dari mancanegara, retail sales Amerika Serikat (AS) periode Agustus 2023 tumbuh 2,5 persen year on year (yoy), atau menurun dibandingkan periode sebelumnya 2,6 persen (yoy)," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Secara bulanan, retail sales Agustus 2023 tercatat di level 0,6 persen month to month (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di level 0,5 persen (mtm).

Sementara itu, Producer Price Index (PPI) AS untuk periode Agustus 2023 tumbuh 1,6 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya 0,8 persen (yoy) . Untuk Core PPI berada di level yang sama dengan periode sebelumnya yaitu 2,2 persen (yoy).

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2023 surplus sebesar 3,12 miliar dollar AS, atau mencatatkan surplus selama 40 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Nilai surplus Agustus 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,31 miliar dollar AS, namun lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Baca Juga: