"Keluarga ingin saya tinggal di rumah karena virus korona. Tetapi sebagai dokter, adalah tugas saya untuk menyelamatkan kehidupan," ucap dr Sarah Rosanel (34). Dia adalah dokter ahli jantung di Maimonides Medical Center, Brooklyn, New York, Amerika Serikat (AS).

Sarah salah satu dari puluhan mungkin ratusan ribu dokter seluruh dunia yang berjibaku melawan virus korona. Secara manusiawi, harapan keluarganya sangat wajar. Tetapi dedikasi akan pannggilannya "mengalahkan" harapan keluarga.

"Yang paling menakutkan tentang virus korona ini cara virus itu membunuh orang, tidak dapat diprediksi. Itu tidak berseragam, acak. Saya memiliki seorang pasien yang datang malam-malam berusia 60-an atau 50-an. Dia batuk. Nafasnya pendek. Kami memberinya oksigen. Tetapi kadar oksigennya masih turun. Dalam beberapa jam masuk intubasi. Tapi, nyawanya tak dapat diselamatkan," ujar Sarah.

Dia selalu mengingatnya. Hal itu membuatnya sangat sakit. "Aku pulang. Aku menangis. Ini sangat sulit. Kepala Anda terus mencari jawab: apa yang salah? Kadang-kadang saya bahkan tidak sampai di rumah. Saya baru saja berada di mobil dan saya menangis memikirkan apa yang baru saja terjadi. Saya memikirkan sepanjang hari mencoba membantu pasien," tandasnya.

Sarah tidak tega melihat fakta bahwa para pasien sendirian sekarat di kamar. Tidak ada pengunjung diizinkan. Anggota keluarga cemas. "Ini memilukan," seru dokter Sarah. Dia sudah bertahun-tahun menjadi dokter.

"Bayangkan, Anda mengangkat telepon dari keluarga pasien dan Anda harus memberi tahu bahwa orang yang mereka cintai hilang," ucapnya sedih. Di RS semua ada. Sumber daya ada. Semua obat ada. Semua tempat tidur ada. Maka, amat membingungkan nyawa-nyawa tak tertolong. "Ini sangat sulit. Ini belum pernah kita lihat sebelumnya," tambah ibu tiga anak ini.

Anaknya berusia 11, 8, dan 5. Sarah begitu terkenal karena banyak diekspos. Namun, anak-anak, suami, orangtua dan mertua minta jangan kembali (ke RS). "Jangan kembali atau Anda tidak akan kembali. Kami menginginkan seorang istri dan seorang ibu. Kami tidak membutuhkan seorang ahli jantung. Kami tidak membutuhkan dokter. Kami mencintai Anda. Kami ingin Anda tetap bersama kami," begitulah Sarah mengungkapkan harapan suami, anak, dan kerabat. "Semua orang datang kepada saya dan mengatakan,'jangan kembali' ke RS," ujarnya.

Apa jawab Sarah? "Tetapi saya merasa ke RS adalah kewajiban moral. Saya pikir tidak kembali sangat tidak etis. Saya mencintai anak-anak lebih dari apa pun di dunia. Saya mencintai suami. Tetapi, saya tidak bisa tidak kembali. Saya harus membantu menyelamatkan kehidupan," tandasnya. times/wid/G-1*

Baca Juga: