Bank Dunia atau World Bank dalam laporannya bertajuk Indonesia Economic Prospects (IEP) memperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia akan bertambah 435 ribu di tengah lonjakan harga pangan dan energi.

Dalam laporan yang dirilis Juni 2022 lalu itu, Bank Dunia menyebut kenaikan harga pangan dan energi secara bersamaan akan meningkatkan tingkat kemiskinan sebesar 0,2 persen dalam skenario ekstrem.

"Ini (kenaikan tingkat kemiskinan 0,2 persen) setara dengan menempatkan 435 ribu orang ke dalam kemiskinan," tulis Bank Dunia seperti dikutip Koran Jakarta pada Kamis (7/7).

Naiknya tingkat kemiskinan ini juga akan berimbas pada daya beli masyarakat Indonesia yang diproyeksi Bank Dunia akan merosot 0,6 persen di tengah lonjakan harga pangan dan energi.

Bank Dunia sendiri mencatat harga gas alam naik lebih dari 30 persen, sementara minyak mentah Brent tembus 100 dolar AS untuk setiap barelnya sejak Rusia memulai invasinya terhadap Ukraina.

Menurut lembaga keuangan internasional itu, kenaikan harga energi akan berakibat pada peningkatan biaya produksi pertanian lebih mahal. Karena hal inilah, harga pangan di global tak terkecuali Indonesia terus merangkak naik.

"Harga energi yang lebih tinggi menaikkan harga pangan melalui biaya input pertanian," jelas Bank Dunia dalam laporannya.

Proyeksi Bank Dunia tentu membutuhkan perhatian khusus mengingat garis kemiskinan di Indonesia juga meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), garis kemiskinan di Indonesia naik 2,89 persen dari Rp472.525 per Maret 2021 menjadi Rp486.168 pada September 2021.

Lonjakan harga pangan dan energi juga bisa menimbulkan masalah baru bagi perekonomian Indonesia yang mulai membaik. BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun 1,04 juta orang menjadi 26,50 juta orang per September 2021 dari yang sebelumnya berjumlah ??27,54 juta orang pada Maret 2021.

Adapun sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa dengan 14,02 juta orang, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan dengan 0,98 juta orang

Namun, apabila dilihat dari persentasenya, tingkat penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,43 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,85 persen

Baca Juga: