Semakin banyak modus yang digunakan untuk menjerat anak pada lingkaran hitam narkotika.

JAKARTA - Perempuan dan anak kerap kali terseret dan menjadi korban jaringan perdagangan narkoba.Jumlah kurir narkoba perempuan sangat memprihatinkan karena terus meningkat.

Demikian pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional, di Jakarta, Minggu (27/6).

"Perempuan kerap terjerat menjadi kurir narkoba lantaran himpitan ekonomi, ketidaktahuan, dan minim akses pelayanan publik," ujarnya.

Bintang menambahkananak-anak menghadapi ancaman yang tak kalah mengerikan. Saat ini semakin banyak modus yang digunakan untuk menjerat anak pada lingkaran hitam narkotika.

"Para pengedar ini menarget perempuan dan generasi milenial usia 15-35 tahun yang paling krusial menopang masa depan bangsa," jelasnya.

Lebih jauh, Bintang mengajak para orang tua meningkatkan kewaspadaan anak-anak agar terhindar dari bahaya narkotika. Sebab prevalensi penggunaan narkoba di kalangan pelajar atau mahasiswa 3,2 persen atau setara dengan 2,3 juta dari populasi kelompok tersebut.

Darurat Narkoba

Dia jugamengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi kedaruratan narkoba. Hal tersebut untuk mendorong perempuan berdaya, anak berkualitas, demi Indonesia maju yang bebas narkoba.

"Saya mengajak seluruh pihak di tanah air untuk melakukan War on Drugs, berperang melawan narkoba," ucapnya.

Bintang menekankan, Hari Anti Narkoba Internasional yang diperingati tiap tanggal 26 Juni harus jadi momentum memperkuat upaya-upaya antinarkoba. Perempuan dan anak harus terbebas dari jaringan perdagangan narkoba mengingat mereka berperan krusial untuk masa depan bangsa.

"Peringatan tahun2021 adalah momentum yang paling tepat untuk menyuarakan perang kepada segala bentuk praktik penyalahgunaan narkoba yang nyata-nyata memberikan dampak buruk bagi kehidupan kita semua," tandasnya.

Sementara itu,Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N. Rosalin, menilai anak yang telah terpapar narkoba lebih rentan sebagai pengguna jangka panjang. Sebab punya rentang waktu atau usia yang cukup panjang dibanding orang dewasa.

Diamenekankan pentingnya peran keluarga, terutama orangtua dalam mengedukasi bahaya narkotika kepada anak sebelum mereka mengetahui informasi melalui teman yang bisa jadi tidak akurat.

"Keluarga adalah pengasuh pertama dan utama untuk mewujudkan pengembangan baik fisik, psikis, moral, mental maupun sosial anak," katanya.

Untuk itulah keluarga yang kuat tanpa narkoba akan menjadi dasar dari ketahanan bangsa menuju Indonesia Layak Anak 2030.

Baca Juga: