Peringatan Hari Bumi dimulai pada tahun 1970 sebagai hari untuk mengenal isu-isu lingkungan yang ada kala itu hingga di masa mendatang. Peringatan tersebut terjadi karena adanya gerakan lingkungan modern pada tahun 1970, dimana kesadaran publik tentang kondisi lingkungan.

Hari bumi merupakan suatu perayaan yang diperingati oleh seluruh orang di dunia yang diadakan untuk meningkatkan awareness atau kesadaran masyarakat terhadap lingkungan di sekitarnya.

Melansir laman resmi Earth Day, Hari Bumi digagas oleh pengajar lingkungan di AS Gaylord Nelson pada 1970. Dimana pada tahun 1960-an sampai 1970-an.

Pada tahun tersebut masyarakat AS banyak menghirup gas dalam jumlah besar karena pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur. Sehingga polusi udara terjadi di mana-mana.

Pada tahun 1962, Rachel Carson menerbitkan buku berjudul Silent Spring yang menyoroti masalah pencemaran lingkungan dan membantu meningkatkan kesadaran publik terhadap organisme hidup, lingkungan, dan dampaknya pada kesehatan.

Pada Januari 1969, mulai muncul aktivis lingkungan. Karena, mereka menyaksikan sendiri kerusakan akibat tumpahan minyak di Santa Barbara, California. Termasuk Senator Gaylord Nelson yang mengkhawatirkan memburuknya lingkungan AS sejak lama.

Di saat masyarakat AS masih belum mengenal istilah daur ulang, pada 1969 Nelson akhirnya membuat gerakan lingkungan modern dan mengembangkan gagasan tentang Hari Bumi.

Gerakan ini terinspirasi dari gerakan mahasiswa anti-perang Vietnam yang berada di kampus-kampus AS. Nelson ingin menerapkan semangat yang sama untuk menyadarkan publik akan polusi udara dan air.

Nelson mengumumkan konsep Hari Bumi pada sebuah konferensi di Seattle, pada musim gugur tahun 1969. Dia mengundang seluruh masyarakat untuk terlibat.

Pada Hari Bumi pertama pada 22 April 1970, aksi unjuk rasa diadakan di Philadelphia, Chicago, Los Angeles dan sebagian besar kota Amerika lainnya. Sejak saat itu, Hari Bumi terus diperingati hingga hari ini dan kampanye dilakukan di seluruh dunia.

Seiring berjalannya waktu, perayaan Hari Bumi setiap tahun berbeda. Hal ini tergantung dari isu yang tengah dialami. Seperti pada era sekarang di mana kita sudah sangat familiar dengan hal-hal yang berbau teknologi digital.

Tak sedikit aktivis hingga komunitas memanfaatkan sosial media dan platform digital untuk menggalakkan peringatan Hari Bumi yang dirayakan setahun sekali. Salah satunya Katingan Mentaya Project membuat sebuah aplikasi Journey to Zero untuk menyambut hari bumi 2021.

Communications Manager Katingan Mentaya Project, Syane luntungan mengatakan aplikasi Journey to Zero merupakan sebuah aplikasi mobile untuk mengukur jarak yang sudah dilakukan pengguna aplikasi dari point satu ke point lainya dengan berjalan, berlari atau sepeda dalam upaya untuk menurunkan emisi.

Aplikasi Journey to Zero memiliki tagline #BirukanLangit?, hal ini terjadi karena pada saat awal pandemi langit begitu biru dan tidak ada kemacetan yang terjadi.

"Saat pandemi ini kita banyak banget belajar, seperti yang kita ingat di awal pandemi langit begitu biru dan tidak ada kemacetan. langit seperti itulah yang kita semua inginkan, gak ada polusi udara dan kita lihat juga banyak org yg tetap butuh olahraga, semakin banyak yang bersepeda dan pemerintah daerah juga sudah menyediakan kemudahannya, seperti ke MRT sekarang bisa bawa sepeda, jalur sepeda semakin banyak" ucap Syane.

Aplikasi Journey to Zero sekarang sudah tersedia untuk AppStore dan PlayStore, aplikasi ini selain untuk mencatat jarak dan virtual challenge nantinya akan dilengkapi dengan cerita-cerita inspiratif dari orang yang melakukan bike to work dan kegiatan ramah lingkungan lainnya.

Dalam channel Youtube Journey to Zero, salah satu pengguna Aplikasi Journey to Zero, Nikasius Dirgahayu seorang Barbershop mengatakan bersepeda bagi dirinya merupakan salah satu penyumbang dalam mengurangi emisi gas karbon dan hal yang bagus dalam membirukan langit.

Sama halnya dengan Culinary Storyteller, Ade Putri Paramadita menyampaikan kalo dirinya ingin bisa berkontribusi dalam pengurangan emisi gas karbon dan bisa bisa bikin langit menjadi biru.

Bagi Ade Putri Paramadita dan Nikasius Dirgahayu, bersepeda bukan sekadar berolah raga melainkan menjadi kendaraan utama bagi mereka saat bepergian sekaligus#BirukanLangit? dengan berkontribusi mengurangi emisi karbon.

Diketahui, Katingan Mentaya Project merupakan pemilik sekaligus inisiatif dari Journey to Zero, katingan mentaya project sebagai proyek pencegahan emisi terbesar di dunia (dari sektor hutan dan lahan) ingin mengajak anak-anak muda ikut bergerak dalam menyelamatkan bumi.

Baca Juga: