Misi Al Amal atau Harapan (Hope) akan mempelajari sebanyak-banyaknya tentang karakter Mars untuk misi selanjutnya yaitu membawa manusia ke sana. Setelah sampai di Mars pesawat harus menjalankan misi ilmiah yang unik.

"Salah satu tujuan yang kami miliki memastikan bahwa ilmu misi ini saling melengkapi dengan misi lain," kata Sarah bint Yousif Al Amiri, Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Lanjut UEA seperti dilansir The Verge.

Menteri perempuan ini menambahkan, pesawat akan mengumpulkan data yang dapat membantu menjawab pertanyaan ilmiah tentang Mars yang belum terjawab oleh misi sebelumnya. Di antaranya, menganalisis geologi planet dengan mengambil gambar resolusi tinggi dari permukaan Mars. Pesawat juga dibekali alat mempelajari atmosfer planet.

Ia mengatakan hanya sedikit pesawat yang dilengkapi peralaan untuk mempelajari atmofer Mars. Di antaranya Maven dari NASA dan Trace Gas Orbiter dari European Space Agency. Sayangnya misi keduanya tidak dapat memberikan gambaran keseluruhan dari atmosfer Mars dari jarak dekat dan mencapai permukaannya.

Wahana Harapan akan memberi para ilmuwan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi di atmosfer rendah Mars. Juga membantu mempelajari bagaimana cuaca berevolusi sepanjang tahun. UEA menyebut Harapan sebagai "satelit cuaca pertama Mars" karena akan memantau cuaca sepanjang hari di sebanyak mungkin lokasi di Mars.

Dengan peralatan lebih canggih "Harapan" dapat membantu para ilmuwan planet mempelajari lebih banyak tentang peristiwa ekstrem di Mars, seperti badai debu global yang terkadang menelan planet ini. Pada 2018, misalnya, badai besar melanda hampir seluruh permukannya dan memutuskan komunikasi secara permanen dengan kendaraan Oportunity, sebuah robot beroda enam milik NASA.

"Mengapa planet ini memiliki badai debu global? Dan mengapa itu berlangsung untuk jangka waktu lama? Itu di antara pertanyaan ilmiah lainnya yang dapat diatasi sekarang oleh misi ini," kata Al Miri optimis.

Untuk mempelajari Mars secara rinci, Harapan dirancang dengan tiga instrumen. Dua instrumen akan menganalisis planet ini melalui cahaya inframerah dan ultraviolet. Sementara itu, instrumen pemotretan akan mengambil gambar berwarna yang terlihat dari planet ini.

Pesawat akan melewati jalur orbit berbentuk elips di sekitar Planet Merah, yang akan membawa pesawat ruang angkasa mendekati permukaan selama 55 jam. Ini memungkinkan pesawat mengamati bagian planet yang sama pada waktu berbeda.

"Anda dapat mencakup semua waktu setempat, seluruh wilayah Mars. Dan itu memberi kami konsistensi yang diperlukan untuk dapat datang dan mengatakan bahwa kami melakukan siklus sehari-hari untuk Mars," kata Al Amiri. hay/G-1*

Baca Juga: