Drama serial televisi karya budayawan Arswendo Atmowiloto ini mengisahkan sebuah format keluarga ideal. Dan, kini, di era kekinian, drama legendaris itu dibikin versi layar lebar dengan judul yang tetap sama. Itulah Keluarga Cemara.
Produser film Keluarga Cemara, Anggia Kharisma, mengatakan kenapa film ini dibuat ulang? "Kita ingin meninggalkan legacy bagi anak kita dalam bentuk karya visual yang bisa dinikmati sepanjang masa," tuturnya di Kinosaurus Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu. Keluarga Cemara, lanjutnya, akan berlatar era kekinian, namun tetap dilengkapi unsur-unsur nostalgia yang dapat dinikmati.
"Keluarga Cemara membicarakan nilai-nilai dasar dalam keluarga dan menurut kami kisah orang tua dengan anak-anaknya, ketika dipindah ke tahun dan daerah manapun akan tetap menarik lantaran interaksi antar karakternya," ujar Gina S Noer, produser dan penulis skenario.
Agar tetap relevan dengan zaman, Keluarga Cemara akan bertemu tantangan yang dihadapi keluarga masa kini, seperti cara mendidik anak yang tumbuh di era digital.
Dalam memproduksi film ini, Visinema dan Ideosoirce Film Fund, menggaet sutradara muda, Yandy Laurens yang mulai dikenal publik berkat film pendek Sore di kanal YouTube.
Sedangkan untuk karakter orang tua di Keluarga Cemara yakni Emak diperankan Nirina Zubir, dan Abah dijatuhkan pada Ringgo Agus Rahman.
"Akan jadi tantangan buat aku karena kalau ngeliat pasti di kepala orang-orang sudah ada gambaran genre filmnya seperti apa," kata Nirina.
Sementara itu, peran Euis, kakak yang bersahaja akan dilakoni Adhisty Zara dari JKT48. Sedangkan peran Ara alias Cemara, adik Euis ini akan diemban Widuri Putri Sasono, putri dari pasangan aktor Dwi Sasono dan Widi Mulia.
Pihak produser memiliki pertimbangan tertentu kenapa memilih nama-nama tersebut. Gina S. Noer, mengakui sulit untuk mencari anggota Keluarga Cemara karena pemerannya harus bisa diterima semua kalangan.
Untuk Ringgo, ujarnya, dipilih karena dianggap sesuai memerankan Abah karena di dunia nyata pun Ringgo adalah orang yang berbicara tentang anak dan keluarganya. Artinya, Ringgo dianggap cukup mencerminkan karakter Abah dewasa ini.
Perbedaan lainnya, walau serialnya mengambil latar 90-an, Gina memastikan film Keluarga Cemara ini latarnya 2017-2018. Dia mengatakan film ini tidak seutuhnya mengadaptasi dari serial. Namun, memodernkan kembali Keluarga Cemara.
Film ini memulai syuting pada 7 Januari 2018, sedangkan tayangnya dijadwalkan awal 2019.
Mengenai bujet film, Anggia Kharisma enggan membeberkan. Menurut dia, anggarannya cukup tinggi sehingga tidak dapat diberi tahu nominalnya. "Film ini produksinya cukup besar," ujarnya. pur/R-1
Relevan di Setiap Generasi
Pembuatan film ini sudah mendapat restu dari sang kreator cerita yang sudah dibuat 44 tahun lalu. Arswendo mengatakan cerita ini sangat bagus untuk dibangun kembali versi era masa kini. Menurutnya, Keluarga Cemara memiliki nilai-nilai yang universal dan selalu relevan setiap generasi.
"Saat ini saya ingin ada cerita keluarga yang diangkat ke layar lebar. Kenapa justru gambaran anak-anak menghormati orang tua itu susah? Gambaran persahabatan susah, isinya musuhmusuhan melulu. Keluarga Cemara hadir dengan mengusung dua nilai, kejujuran dan selalu bersyukur. Nilai ini sangat baik ditularkan kepada masyarakat. Untuk penggarapannya seperti apa, saya serahkan kepada anak-anak muda ini," katanya.
Keluarga Cemara adalah drama seri yang berkisah mengenai keluarga yang terdiri dari Abah dan Emak beserta anak-anaknya. Bersamasama, mereka menjalani kehidupan berkeluarga dengan segala suka dukanya. Drama seri ini ditayangkan di RCTI dari 1996 hingga 2006 sepanjang 412 episode. Sebelum menjadi sinetron paling populer pada 1996, cerita dalam Keluarga Cemara merupakan novel karya Arswendo yang rilis pada 1981.
Sementara itu, teaser perdana film Keluarga Cemara berdurasi 36 detik yang bisa dilihat dari kanal Youtube Visinema Pictures menampilkan Ara yang sedang memainkan gitar sambil melantunkan lagu Harta Berharga. Ara bernyanyi dengan suara merdunya, ditemai Euis, sambil duduk bersama di ayunan halaman rumahnya.
Keduanya bersenandung dengan indahnya. Selanjutnya, muncul Emak yang disusul Abah yang mendekat ke tiga tokoh sentral tersebut.
Sayangnya, dalam cuplikan teaser tersebut, tidak ada karakter Agil. Padahal, karakter Agil juga salah satu yang sentral. Mengingat, dia termasuk anak-anak Emak dan Abah. Meski begitu, teaser ini sedikit menghilangkan rasa penasaran soal film Keluarga Cemara. pur/R-1
Mengenal Sosok Pemeran
Film yang akan tayang pada awal 2019 ini menghadirkan para pemain yang sudah tak bisa diragukan lagi aktingnya. Berikut 6 pemain film Keluarga Cemara tersebut.
1.Ringgo Agus Rahman sebagai Abah
Memerankan sosok Abah menurut Ringgo cukup terbebani, karena Keluarga Cemara itu sudah banyak orang tahu dan menunggu-nunggu. "Gue bohong kalau bilang biasa saja ga ada beban. Bebannya adalah ini gue harus punya kesan yang sama pada saat gue dulu nonton Keluarga Cemara dan orang yang lihat Abah nantinya punya kesan bahwa Abah ini adalah bapak yang bener-bener, bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga," ucapnya.
2.Nirina Zubir sebagai Emak
Di film ini, Nirina pun merasa tertantang. Karena ia harus menjadi sosok panutan keluarga. Dalam penggarapan film ini Nirina mengaku akan menaikkan berat badannya untuk bisa lebih totalitas dalam peran.
3.Zara JKT48 sebagai Euis
Sosok Euis di Keluarga Cemara juga tak kalah eksis. Meski tidak tahu serial televisi ini, Zara mengaku banyak melakukan persiapan. "Aku nontonin Keluarga Cemara yang dulu gimana. Karena kan aku beda generasi. Aku belum terlalu tau gimana Keluarga Cemara," katanya.
4.Widuri sebagai Ara
Sosok menggemaskan Ara ini diperankan Widuri. Pertama kalinya bermain film, Widuri mengaku banyak melakukan persiapan dalam berakting."Aku belajar nangis. Aku dikasih liat video," ucapnya.
5.Maudy Koesnaedi sebagai Tante Pressi
Masih inget sosok Tante Pressi yang judes? Nantinya karakter ini akan diperankan Maudy. Ia mengaku sangat tertantang untuk memerankan peran ini.
6.Asri Welas sebagai Ceu Salmah
Sosok rentenir yang sangat menyebalkan, tapi di samping itu ia sangat dibutuhkan masyarakat untuk meminjam uang. Di karakter ini, Asri mengaku sangat tertantang karena karakternya sama sekali belum pernah ia mainkan. Ia dituntut untuk bisa berbahasa Sunda dengan fasih.
"Biasanya aku mainin karakter Jawa. Kemudian jadi orang Sunda, cengkoknya belajar lagi. Energinya juga beda. Banyak gesture yang aku masih belajar dari sekarang," tutupnya. pur/R-1