Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan akan terus mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menjadi operator pelabuhan dengan kinerja kelas dunia sehingga mampu menghubungkan belasan ribu pulau dan meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Penyatuan Pelindo dapat diselesaikan pada 1 Oktober 2021 yang lalu. Saya akan terus mendorong Pelindo menjadi operator pelabuhan dengan kinerja kelas dunia, yang menghubungkan belasan ribu pulau nusantara tanpa terkecuali, dan membawa arus pertumbuhan perekonomian Indonesia yang maju, makmur dan mendunia," ujarnya saat memberi sambutan di acara peluncuran buku Menuju Satu BUMN Pelabuhan secara daring, seperti dikutip Koran Jakarta pada Jumat (15/7).

Sebagai informasi, tahun lalu, tepatnya pada 1 Oktober 2021, Kementerian BUMN telah berhasil menyatukan perusahaan-perusahaan pelabuhan pelat merah, yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 Tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV (Persero) ke Dalam PT Pelabuhan Indonesia II.

Pelindo II bertindak sebagai holding atau perusahaan induk, sementara Pelindo I, Pelindo III dan Pelindo IV bertindak sebagai sub-holding yang bertugas mengelola klaster-klaster usaha untuk meningkatkan kapasitas pelayanan Pelindo dan efisiensi usaha. Dalam perkembangannya, Pelindo II kemudian berganti nama menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia nomor: S-756/MBU/10/2021 tanggal 1 Oktober 2021 perihal Persetujuan Perubahan nama, Perubahan Anggaran dasar dan Logo Perusahaan.

Erick menuturkan merger Pelindo merupakan amanah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Adapun dalam merger keempat Pelindo disebutnya sebagai sebagai salah satu pendorong mewujudkan visi tersebut. Erick juga optimis merger mampu membawa industri logistik di Indonesia memiliki nilai yang kompetitif sehingga pengiriman dari Indonesia ke negara-negara tujuan bisa langsung dilakukan tanpa harus singgah terlebih dahulu di negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Terkait buku Menuju Satu BUMN Pelabuhan, Erick menyampaikan buku itu berisi serangkaian dokumentasi, rujukan fakta, pembelajaran dan praktik terbaik dari proses merger Pelindo yang bersejarah.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono turut mengungkapkan bahwa buku itu menyajikan dokumentasi tentang praktik merger perusahaan-perusahaan pelabuhan BUMN sejak awal sampai akhir. Arif sendiri menilai proses merger Pelindo bisa berjalan lancar karena dukungan berbagai pihak, baik dari sisi internal perusahaan maupun eksternal.

"Kami merasakan dukungan yang luar biasa dari Kementerian BUMN, dari Pak menteri, dari Pak wamen (wakil menteri), itu sangat-sangat membantu kami, dan menurut saya itu hal yang paling utama sehingga apa yang diminta oleh Pak menteri dapat terjadi," ujar Arif pada kesempatan yang sama.

Arif turut menyampaikan program merger merupakan salah satu langkah awal perseroan. Ia menjelaskan Pelindo akan berfokus untuk memperbaiki persepsi masyarakat terhadap perusahaan, serta mengembangkan program yang mampu memperbaiki logistic cost yang ada di Indonesia.

"Persepsi terhadap Pelindo cukup perlu diperbaiki. Saya bilang sama teman-teman, persepsi itu mungkin muncul akibat sesuatu yang terjadi di masa lalu. Sejarah tidak bisa diubah, tetapi kita bisa memperbaiki dengan apa yang kita lakukan saat ini," kata Arif.

Baca Juga: