Menanam tanaman di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) atau di wilayah luar angkasa lainnya membutuhkan tenaga ekstra dan cara yang tidak mudah, terutama bagi astronot.

Langkah ini sedang dilakukan oleh NASA untuk memproduksi tanaman di luar angkasa dalam skala besar. Tentu saja ini akan menghadapi tantangan yang lebih berat, mahal, seiring meningkatnya kebutuhan logistik dan kesenjangan teknologi.

Oleh karena itu, diperlukan kemajuan baru dalam otomatisasi, robotika, dan pembelajaran mesin untuk mengatasi beberapa hambatan ini.

Sementara itu, makanan dalam bentuk kemasan terdegradasi dari waktu ke waktu, dan sumber daya apa pun dari Bumi ke Bulan atau pemukiman Mars mungkin akan memakan waktu terlalu lama untuk dikirim. Maka dari itu, lebih baik membuat kebun sayuran dan buah guna menjaga kesehatan astronot secara real-time.

"Sangat mahal dan sulit untuk terus menyediakan makanan dan oksigen dan semua hal yang Anda butuhkan untuk membuat orang tetap hidup," jelas Profesor botani di University of Wisconsin-Madison yang tidak terlibat dalam penelitian, Simon Gilroy.

Selanjutnya, Gilroy mengatakan luar angkasa adalah tempat yang aneh untuk keberadaan biologi, dan itulah salah satu alasan mengapa ini merupakan kesempatan besar untuk mempelajari tanaman dan catatan evolusi manusia.

Melansir Popular Science, minat mendalam NASA pada astro botani, atau studi tentang bagaimana tanaman berinteraksi dengan lingkungan luar angkasa, juga dipelajari dari sejarah pembajakan, Minggu (13/2).

Vitamin yang amat penting, dapat ditemukan secara alami dalam jeruk, merupakan nutrisi utama untuk tetap sehat. Dengan menggunakan teknik yang disebut pencitraan hiperspektral, sebuah metode yang dapat menangkap dan memproses sejumlah besar informasi dari seluruh spektrum elektromagnetik, para ilmuwan dapat mengembangkan kesehatan tanaman yang tepat, dengan sistem pemantauan.

Lalu, sistem ini akan mengumpulkan data untuk membantu memastikan keamanan pangan dengan memantau kesehatan tanaman secara mandiri, serta memperingatkan astronot jika ada penyakit tanaman sejak dini, kekeringan, atau infeksi mikroba.

Dalam prototipe sistem ini sudah dalam pengembangan di Kennedy Space Center, di mana sistem tersebut juga digunakan untuk membuat database gambar tanaman yang dapat dirujuk oleh astronot saat menentukan penyebab stres tanaman.

Untuk itu, NASA mengharapkan di masa depan, sistem ini dan sistem serupa akan digunakan untuk membantu melatih algoritma AI yang dapat digunakan di ISS, dan Gateway, pos terdepan yang akan mengorbit Bulan sebagai bagian dari program luar angkasa Artemis NASA.

"Lebih banyak pekerjaan harus dilakukan sebelum kami dapat yakin bahwa kru yang kami kirim ke Mars akan memiliki sistem makanan yang sehat dan berfungsi penuh untuk menemani mereka dalam perjalanan," kata NASA.

Perlu diketahui, bersama dengan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), NASA saat ini juga sedang menyelidiki penggunaan microgreens, tanaman kecil padat nutrisi yang dapat dengan mudah ditanam dan dimakan tanpa dimasak lama.

Terakhir, banyak proyek penelitian tanaman ruang angkasa juga sedang berlangsung, salah satu contoh terbaru adalah Ohalo III, sebuah prototipe rig produksi tanaman yang sedang diproduksi di Kennedy Space Center. Rig ini akan berfungsi sebagai platform uji untuk teknologi pertumbuhan tanaman baru, dan menguji konsep lanjutan untuk pengiriman air.

Baca Juga: